Mempercantik median jalan dengan memasang keramik memang sedap di mata. Namun, penghuni Basuki Rahmat, sebutan DPRD Samarinda, menilai masih banyak program prioritas yang perlu dikawal ketimbang pembenahan jalan seperti itu.
SAMARINDA–“Mestinya lebih menyasar urgensi Samarinda seperti banjir atau kemacetan,” ucap anggota Komisi III DPRD Samarinda Helmi Abdullah, kemarin (9/2).
Menurut dia, gelontoran kue anggaran yang mengalir untuk marka jalan itu mestinya bisa dialokasikan ke masalah yang lebih krusial. Semisal banjir dan kemacetan. Lanjut Helmi, dua kali banjir berskala besar mengadang Kota Tepian yang berhelat 6 bulan, pada Juni 2019 dan Januari 2020. Lalu, penumpukan kendaraan yang rawan kecelakaan seperti yang terjadi di Jalan Oto Iskandardinata, beberapa waktu lalu.
Apalagi, pemasangan keramik di median jalan se-Samarinda itu sudah menunjukkan kerusakan di beberapa ruas jalan di Samarinda. “Padahal baru dikerjakan tahun lalu,” ketus ketua Fraksi Gerindra DPRD Samarinda itu.
Kini, pemkot mesti fokus dalam menggunakan anggaran sesuai kebutuhan warga, bukannya mengerjakan yang dinilainya tak efisien seperti ini. “Kami akan kawal agar anggaran efektif dan efisien terserap,” pungkas anggota badan anggaran DPRD Samarinda itu.
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Wali Kota Samarinda Barkati enggan menanggapi kritikan yang dilontarkan legislator itu. Menurut dia, penggunaan anggaran di Samarinda sudah terdistribusi ke berbagai lini. Urusan banjir, tetap jadi prioritas utama pemkot dengan berbagai program. Soal munculnya kerusakan keramik median jalan memang tak dimungkirinya. “Semua program pasti sudah melewati trial and error. Soal ini juga,” sebutnya, kemarin.
Barkati menilai, semua program yang berjalan pasti dihiasi pro dan kontra. Namun, program yang berjalan itu sepenuhnya untuk mempercantik wajah Samarinda. “Tujuannya kan buat enak dipandang,” singkatnya. (ryu/dns/k8)