78 WNI Dikarantina di Jepang, Diatas Kapal Pesiar

- Minggu, 9 Februari 2020 | 21:14 WIB
3.711 penumpang dan kru kapal pesiar Diamond Princess dikarantina saat berlabuh di Yokohama. (Behrouz MEHRI/AFP)
3.711 penumpang dan kru kapal pesiar Diamond Princess dikarantina saat berlabuh di Yokohama. (Behrouz MEHRI/AFP)

JAKARTA Pemerintah Jepang masih mengarantina kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Sebanyak 3.711 penumpang dan awak kapal dilarang turun. Sabtu (8/2) terungkap jika di antara ribuan penumpang itu, terdapat 78 orang WNI yang ikut dikarantina.

Begitu informasi tersebut sampai di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), komunikasi dengan otoritas Jepang langsung dilakukan. Hasilnya, ke-78 warga negara Indonesia (WNI) tersebut dalam kondisi baik dan sehat. “Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana terus memantau dan mendapatkan update dari pemerintah setempat,” kata Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah ketika dihubungi Jawa Pos .

Dia menjelaskan, 78 WNI yang berada di kapal pesiar tersebut bekerja sebagai anak buah kapal (ABK). Faizasyah belum mengetahui apakah seluruhnya harus mengikuti karantina atau dibolehkan pulang.

Sebagaimana diberitakan, karantina diawali ketika seorang penumpang Diamond Princess positif tertular 2019-novel coronavirus (2019-nCoV). Penumpang tersebut sebenarnya sudah turun di Hong Kong. Namun, Pemerintah Jepang khawatir orang-orang yang sekapal dengannya tertular.

Agence France-Presse (AFP) mengungkapkan, seorang penumpang memeriksakan diri ke rumah sakit di Hong Kong saat Diamond Princess berlabuh di sana pada 25 Januari lalu. Penumpang berusia 80 tahun itu ternyata positif tertular virus corona dari Wuhan.

Diamond Princess kemudian berlayar lagi tanpa membawa pasien tersebut. Di Pelabuhan Naha, Prefektur Okinawa, seluruh penumpang sudah dikarantina. Karena penumpang lain tidak menunjukkan gejala tertular, petugas karantina mengeluarkan sertifikat aman. Namun, setiba di Pelabuhan Yokohama, Pemerintah Jepang melarang penumpang dan kru kapal turun.

Sebab, kabar adanya penumpang yang tertular virus corona mencuat. Karantina kedua dilakukan. Seluruh penumpang diminta tinggal di kamar masing-masing dan diperiksa. Hingga kemarin, sebanyak 64 orang dinyatakan terinfeksi oleh virus corona. Para korban yang butuh perawatan khusus langsung dilarikan ke RS. Sedangkan penumpang lain diminta tetap berada di kapal sambil menunggu pemeriksaan lanjutan.

Faizasyah menegaskan, hingga kemarin hanya satu WNI di Singapura yang positif terjangkit virus corona. KBRI di Singapura terus mendapatkan update dari pemerintah setempat. WNI perempuan yang menjadi pekerja migran itu kini dirawat di General Hospital Singapura.

Pada bagian lain, Sabtu (8/2) pesawat carter milik China Eastern mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada 12.20 Wita. Pesawat tersebut datang secara khusus untuk menjemput 61 warga negara Tiongkok yang ada di Bali.

Konsulat Jenderal Tiongkok telah berkomunikasi dengan Pemerintah Indonesia untuk memulangkan 61 warganya yang selama ini tertahan di Bali. Mereka tidak bisa pulang karena Pemerintah Indonesia menghentikan sementara penerbangan ke dan dari Tiongkok.

Atas permintaan Konsulat Jenderal Tiongkok, akhirnya Kementerian Perhubungan mengizinkan satu pesawat menjemput 61 warga Tiongkok. Pukul 14.11 Wita, pesawat China Eastern take off. “Angkasa Pura I mendukung penuh kegiatan pemulangan. Kami menyediakan fasilitas khusus,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi kemarin.

Pesawat China Eastern ditempatkan di area parkir yang jauh dari pesawat lainnya. Sebanyak 61 turis Tiongkok itu diperiksa suhu tubuhnya oleh personel kantor kesehatan pelabuhan (KKP) di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Seluruh penumpang yang berangkat, suhunya tak lebih dari 38 derajat.

KKP juga menginformasikan bahwa kru dan dokter yang dibawa di dalam pesawat carter tidak diperkenankan turun. Sesuai instruksi Kementerian Perhubungan, KKP tetap akan melakukan disinfeksi di dalam pesawat selama 20 menit kepada kru dan tim medis. Termasuk bagasi kru dan bagasi tercatat di lambung pesawat. Menurut Fahmi, hal itu dilakukan untuk meminimalisasi potensi penularan virus corona.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hengki Angkasawan kemarin menyatakan, Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholders untuk menyepakati standard operations procedures (SOP) penanganan penerbangan tersebut. Salah satunya, petugas ground handling dan KKP yang memasuki pesawat harus memakai pakaian proteksi sesuai standar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X