Melihat Cara Penanganan Klinis Saluran Napas Terduga Infeksi Corona

- Minggu, 9 Februari 2020 | 20:58 WIB
Salah satu rumah sakit yang ikut menangani terduga virus corona.
Salah satu rumah sakit yang ikut menangani terduga virus corona.

Penularan novel Corona virus (nCoV) bisa melalui berbagai cara. Namun beragam cara bisa dilakukan untuk menghindari virus dari Wuhan, Tiongkok itu.

 

DINA ANGELINA, Balikpapan

 

GEJALANYA biasa. Tidak ada yang khas. Itu membuat pengawasan berperan besar untuk peredaran novel Corona virus (nCoV). Selama masa pengawasan perlu menambah daya tahan tubuh. Caranya dengan konsumsi vitamin C sampai imboost, berbagai hal yang bisa menaikkan daya tahan tubuh.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit (RS) Siloam Balikpapan Andi Baji Sulolipu menuturkan, mereka para petugas medis yang kontak dengan terduga nCoV harus memiliki perlindungan diri. Bergantung berhadapan dengan terduga low atau high risk suspect. Bila terduga ringan, petugas tentu perlu menjaga kebersihan diri dengan cuci tangan dan memakai masker.

“Bedanya kalau high suspect pakai masker N95 dan kacamata untuk proteksi mata,” ucapnya. Perlindungan mata itu dilakukan karena penyebaran nCoV berpotensi melalui air mata. Berdasarkan kondisi yang terjadi di Tiongkok, dari 19 orang petugas medis yang terjangkit terdapat satu orang meninggal karena dia tidak proteksi mata.

Andi menjelaskan, ada beberapa sindrom klinis dalam lingkup infeksi nCoV. Pertama tanpa komplikasi. Tidak ada keluhan nonspesifik seperti demam batuk, nyeri menelan, hidung tersumbat, lemas, nyeri kepala, tidak didapatkan tanda dehidrasi, dan sesak napas.

Selanjutnya pneumonia ringan hingga berat. Demam atau terduga infeksi pernapasan pneumonia ditambah salah satu dari laju respirasi lebih dari 30 kali per menit. Artinya ada gangguan pernapasan berat. Kemudian acute respiratory distress syndrome, gejala pada saluran pernapasan yang memburuk dalam seminggu dari gejala klinis yang sudah diketahui.

Namun yang paling bahaya sepsis, tanda-tanda disfungsi organ di antaranya gangguan kesadaran, pernapasan cepat atau sulit, saturasi oksigen rendah, penurunan jantung cepat, nadi lemah, ekstremitas dingin atau tekanan darah rendah, kulit lembab atau adanya pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan koagulopati, trombositopenia, asidosis, kadar laktat atau bilirubin meningkat.

“Perlu manajemen saluran napas yang bagus dan pengawasan ketat pada tanda vital dan pemeriksaan laboratorium yang lengkap. Tentu melihat sejauh mana komplikasi," bebernya. Serta sindrom syok septik yang menjadi pintu masuk terjadinya kematian. Dia berpesan untuk pasien seperti ini jangan terlalu banyak cairan.

Andi mengatakan, rumah sakit telah memiliki program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). Hal yang utama seperti triage. Di mana pasien nCoV berada di ruang isolasi dan menggunakan masker. Beri jarak setidaknya minimal 1 meter dengan pasien lain. “Instruksikan semua pasien untuk memakai pelindung mulut. Kemudian bersihkan tangan,” tuturnya.

Ada pula pencegahan penularan droplet, menggunakan masker jika bekerja pada jarak 1-2 meter dari pasien. Tempatkan pasien sendiri pada ruang isolasi. Gunakan pelindung mata untuk melindungi dari percikan. “Batasi pergerakan pasien di dalam rumah sakit dan pastikan pasien menggunakan masker ketika berada di luar ruangan,” sebutnya.

Sementara untuk pencegahan penularan kontak, pasien menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, pelindung mata, sarung tangan ketika memasuki ruangan dan segera melepasnya ketika sudah keluar. Terutama bagi yang sudah high risk atau high suspect. Gunakan peralatan yang bersifat sekali pakai.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X