Pagelaran busana pertama dan terbesar di Balikpapan resmi dimulai pada Jumat (7/2) di Main Atrium Pentacity, Balikpapan Super Block. Fashion ini dikemas dengan tajuk Balikpapan Fashion Week (BFW) 2020.
PULUHAN model cantik berlenggak-lenggok di atas catwalk. Dengan elegan memamerkan karya indah yang melekat di tubuh mereka. Karya yang merupakan buah tangan dari para desainer berbakat.
Pemandangan ini berasal dari salah satu pagelaran besar di Kota Minyak. Ajang BFW 2020 diikuti lebih 30 desainer, baik lokal maupun nasional untuk memamerkan karya terbaik mereka. Event ini juga menjadi bagian dari rangkaian agenda HUT ke-123 Balikpapan.
Mengusung tema Cross Culture, event tersebut dimulai sekitar pukul 19.00 Wita. Acara dibuka dengan tarian daerah Dayak, ciri khas Kalimantan Timur. Lalu dilanjutkan dengan menekan
Sang Founder BFW 2020, Natalia Sumasto mengaku bangga atas pesta mode pertama dan terbesar di Balikpapan ini. Ia berkata, industri fashion yang berpadu dengan pariwisata, mampu menciptakan daya tarik budaya tersendiri. Juga dapat menambah pendapatan daerah.
Apalagi Balikpapan berperan sebagai kota penyangga bagi ibu kota negara (IKN) nantinya. “Melalui event ini, kami berupaya untuk memberikan kontribusi dan berusaha memperkuat program di bidang industri fashion,” kata dia.
Dia berharap, dengan terealisasinya BFW 2020 dapat meningkatkan industri mode Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan.
Salah satu desainer dari brand lokal ternama juga turut menampilkan karya-karyanya yaitu Batik Vi. Menjadi penampil pertama, Ida Roy Nirwan dengan bangga berjalan di atas panggung seusai menampilkan hasil karyanya.
Dia juga mengatakan, setiap desain yang ia buat selalu menonjolkan ciri khas Kaltim. “Semoga ke depannya, event ini dikemas lebih baik lagi. Serta makin besar dari yang ini,” pungkas Ida.
Tak hanya Ida, owner Rumah Ampiek Syarifah Nadhila Sabrina juga menampilkan desain miliknya yang bertema Lapi Tias. Serta tiga desainer lain asal Jakarta, yang mengangkat tema beragam. Ida Royani dengan Nusantara, Naniek Rachmat dengan Rona Sasirangan, dan Agnes Budhisurya dengan Anggrek Hitam Kalimantan. (*/okt/kri/k16)