SANGATTA–Maraknya virus corona di Wuhan, Tiongkok, membuat permintaan masker kian meningkat di Indonesia. Termasuk di Kutim. Stok yang kian menipis menyebabkan kelangkaan dan membuat harga masker melonjak.
Seperti pantauan harian ini di dua apotek di Sangatta Utara, penjualan masker mengalami kelangkaan. Petugas jaga menyatakan minimnya stok telah terjadi sejak dua hari lalu. Bahkan, di antaranya benar-benar tak mempunyai stok untuk dijual lagi. Nurul, penjaga apotek, menuturkan penjualan masker pelindung ludes diborong. Hal itu karena merebaknya kasus virus corona menjadi ancaman. Sejumlah distributor yang biasanya memasok, kini kewalahan dan tidak lagi mengirim ke apotek-apotek.
"Harganya naik karena persediaan susah. Itu sudah terjadi dari beberapa hari sebelumnya. Masker di Samarinda dan Balikpapan kosong. Makanya beli di Kutim dalam jumlah banyak, akhirnya di sini jadi kehabisan," ungkap dia.
Tidak tanggung-tanggung, beberapa hari yang lalu, apoteknya didatangi pembeli yang memborong masker. Kata dia, konsumen tersebut berencana mengirimkan pelindung itu ke Taiwan.
"Banyak yang cari, terus dikirim ke luar negeri. Tidak cuma dikirim ke Taiwan, tapi di daerah lain juga sudah pada cari, seperti Ketapang. Di sana sudah langka sekali, sampai dikirim dari sini juga," bebernya.
Di apotek lain, kata dia telah kosong, distributor sudah mengalami kekosongan dan tidak dapat memasok. Daya jual melonjak. Biasanya, hanya berkisar Rp 30 ribu per kotak, saat ini pihaknya menjual hingga Rp 50 ribu per kotak. "Harga yang saya jual masih standar. Di Samarinda lho ada yang jual sampai Rp 160 ribu per kotak. Ini karena harga dari distributor sudah relatif mahal," jelasnya.
Nani Indah yang kerap menjual masker di tokonya menuturkan, kesulitan mencari produk termasuk di apotek langganannya. "Saya sampai mesti keliling, soalnya di apotek langganan juga dibatasi pembelian, harganya mahal. Biasa saya jual Rp 5.000 isi tiga helai, sekarang akan dijual lebih mahal," keluhnya.
Dia berharap, kelangkaan cepat diatasi. Sebab, di Sangatta bukan hanya masalah virus corona, Kutim juga dikenal dengan daerah yang sangat berdebu dan membutuhkan masker pelindung. "Kalau jual masker itu pasti laku. Tahu sendiri kondisi udara di sini (Kutim) seperti apa," tegasnya. (*/la/dra/k8)