Dari Sungai Barito sampai Madagaskar, Arus Migrasi Orang Banjar (3-Habis)

- Sabtu, 8 Februari 2020 | 11:43 WIB
Syech Muhammad Arsyad Al Banjari
Syech Muhammad Arsyad Al Banjari

SELAMA 2000 tahun terakhir, menurut Francoise dan Nicolas, volume perdagangan di sekitar pesisir Samudera Hindia naik-turun. Para ilmuwan menyepakati pasang surutnya ke dalam empat fase.

Syafril Teha Noer, Samarinda

Fase pertama di rute Jalur Sutra (abad ke-1 hingga 5) yang membawa dagangan dan ide-ide dari Tiongkok, Eurasia, dan Asia Selatan. Fase kedua abad ke-6 hingga 10 bersama penyebaran Islam dan perdagangan dari Arab. Fase ketiga lewat rute maritim abad ke-11 hingga 15. Fase keempat melalui kedatangan orang Eropa abad ke-16, yang secara drastis mengubah jaringan perniagaan dunia hingga saat ini.

Percampuran antara orang Banjar dan orang Afrika Timur di Komoro terjadi pada puncak fase kedua itu. Dus, antara abad 6 dan 10. Sementara perpindahan orang Banjar ke Madagaskar terjadi pada puncak fase ketiga, antara abad 11 dan 15.

Sangat mungkin, migrasi itu berlangsung saat orang-orang Banjar belum membentuk pemerintahan kesultanan di kampung halaman, di mana Banjar sebagai nama suku resmi mulai berlaku. Berbagai referensi membeber migrasi mereka ke berbagai penjuru Nusantara, bahkan ke belahan-belahan lain di Kalimantan, justru baru terjadi pada abad ke-16.

Menurut salah satu catatan, pada 1565 sekumpulan orang dari Amuntai, dipimpin Aria Manau, bergerak sekaligus menandai migrasi orang Banjar ke Kalimantan Timur. Aria disebut-sebut berasal dari Kerajaan Kuripan (Hindu). Namun, versi lain menyebut dari Kerajaan Bagalong di Kelua, Tabalong.

Migrasi ke Pasir ini disebut-sebut menjadi cikal-bakal Kerajaan Sadurangas di Pasir. Dari Pasir-lah sebaran orang Banjar di bagian-bagian lain Kalimantan Timur berikutnya terjadi; dari Balikpapan sampai Tarakan.

Begitu pula migrasi ke Kalimantan Tengah. Berlangsung saat Sultan Banjar IV, Raja Maruhum atau Sultan Musta’inbillah (1595–1636), mengizinkan berdirinya Kesultanan Kotawaringin dengan raja pertama Pangeran Adipati Antakusuma.

Lalu, bersamaan dengan masa perlawanan Pangeran Antasari terhadap Belanda tahun 1860-an, ketika suku-suku Dayak di Barito mengangkat Antasari (Gusti Inu Kertapati) sebagai raja bergelar Panembahan Amiruddin, yang berkedudukan di Puruk Cahu (Murung Raya) – diteruskan putranya, Sultan Muhammad Seman.

Di Makassar umumnya orang Banjar bekerja sebagai pedagang, penjahit, perajin dan penjual emas, pedagang batu permata, dan pembuat kopiah. Pada 1884 seorang pangeran Banjar bernama Perbatasari dibuang ke Kampung Jawa Tondano, karena memberontak kepada Belanda. Di sana dia menikah dengan seorang wanita Jaton (Jawa Tondano).

Beberapa tahun kemudian saudaranya, Gusti Amir, menyusul dan menikah pula dengan wanita Jaton. Orang Jaton keturunan para pangeran asal Banjar ini menyandang fam Perbatasari dan Sataruno. Inilah di antara jejak yang ditinggalkan migrasi orang Banjar ke Sulawesi.

Di Sumatra mereka berkelana dan menetap di Tembilahan, Tungkal, Hamparan Perak (Paluh Kurau), Pantai Cermin, Perbaungan. Mirip dengan yang kelak menyebar ke Malaysia, mereka adalah anak, cucu, intah, piat dari para imigran Banjar yang bergerak dalam tiga gelombang besar.

Pertama pada 1780, ke Sumatra, ketika para pendukung Pangeran Amir kalah dalam konfliknya dengan Pangeran Tahmidullah yang sama-sama bangsawan Kesultanan Banjar.

Kedua pada 1862, juga ke Sumatra. Kali ini mereka adalah para pendukung Pangeran Antasari dalam Perang Banjar, yang melarikan diri dari pusat pemerintahan Kerajaan Banjar di Martapura, tatkala Belanda menguasai kota-kota besar di sana.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X