Dari Sungai Barito sampai Madagaskar, Arus Migrasi Orang Banjar (2)

- Jumat, 7 Februari 2020 | 13:46 WIB
Warga banjar
Warga banjar

Para ilmuwan lama berdebat mengenai leluhur orang Madagaskar. Usaha menentukan lokasi asal orang Madagaskar di Asia secara umum menunjuk Kalimantan sebagai sumber potensial. Namun belum ada (satu pun suku) yang secara tegas teridentifikasi.

 

SYAFRIL TEHA NOER, Samarinda

 

BEGITU tulis Francoise Xavier Ricaut, periset dari Universitas Toulouse Prancis, di The Conversation. Kecuali menyebut “perempuan Nusantara” hasil penelitian Cox memang tidak membuat kesimpulan spesifik. Perempuan di belahan Nusantara yang mana? Jawaban atas pertanyaan itu baru muncul empat tahunan kemudian, 2016. Satu tim lintas universitas dan negara, lewat pendekatan serupa, tegas menyatakan nenek-moyang orang Madagaskar adalah orang Banjar.

Tim itu adalah sekumpulan periset dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, Universitas Toulouse Prancis, Universitas Massey Selandia Baru, dan Universitas Melbourne Australia. Mereka bekerja setahun, menindaklanjuti penelitian yang dilakukan tujuh tahun penelitian sampai 2012. Francoise tergabung di sini.

Tim menghadapi sejumlah hipotesis yang menyebut orang Dayak Maanyan-lah nenek-moyang orang Madagaskar, merujuk bahasa Malagasi yang mirip bahasa Dayak Maanyan. Ada pula hipotesis yang untuk urusan serupa menyebut suku Bajo, suku Buton hingga suku Bugis.

Agak aneh, sebenarnya. Sebab dalam hal penyebutan beberapa angka, sekadar contoh, bahasa Dayak Maanyan juga banyak mirip bahasa Jawa – Perhatikan infografik.

-

Jika Cox meneliti dan menganalisis turunan DNA ibu 2.745 orang dari 12 kepulauan Indonesia dengan 266 orang dari tiga suku asal Madagaskar, Francoise, dan kawan-kawan menganalisis 211 sampel DNA darah 169 orang Dayak Maanyan dan 49 orang Dayak beragam.

Kok cuma DNA orang Dayak dan jumlahnya jauh di bawah objek analisa Cox yang 2.745 orang itu? Ternyata analisis atas jumlah objek serupa sudah dilakukan tujuh tahun penelitian terdahulu, dan Cox agaknya belum meriset ke-211 sampel DNA yang jadi objek tim lintas universitas ini.

Tim juga mengumpul dan mencocokkan DNA 266 orang Madagaskar yang disigi Cox. Hasilnya, orang Banjar di Kalimantan Selatan adalah yang paling punya kecocokan dengan orang Madagaskar. Itulah riset pertama yang menggabungkan data dan hipotesis dari riset-riset linguistik, arkeologis, dan genetik orang Madagaskar dan Komoro.

Bila Cox menyebut “pendiri” koloni Madagaskar 1.200 tahun silam itu adalah 30-an perempuan, tim ini menyebut jumlah lebih sedikit, yakni 28 perempuan, terdiri dari acil-acil dan galuh-galuh Banjar.

“(Dengan) Dayak Maanyan sama sekali tidak ada kesamaan genetik,” jelas Profesor Herawati Sudoyo, dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, saat berbicara pada seminar Collaborative Research in Population Study: A Story of Human Dispersal in Indonesia, di Jakarta penghujung 2016. Herawati juga tergabung dalam tim yang sama.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X