Maret, Direct Call Kembali “Dihidupkan”

- Jumat, 7 Februari 2020 | 12:52 WIB
PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) pada pertengahan tahun ini berencana menghidupkan kembali rute pelayaran internasional langsung atau direct call di kawasan industri Kariangau.
PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) pada pertengahan tahun ini berencana menghidupkan kembali rute pelayaran internasional langsung atau direct call di kawasan industri Kariangau.

BALIKPAPAN – PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) pada pertengahan tahun ini berencana menghidupkan kembali rute pelayaran internasional langsung atau direct call di kawasan industri Kariangau. Layanan ini sebenarnya sudah diluncurkan pada April 2018. Akan tetapi terhenti sementara karena kuota tidak kunjung terisi.

Direktur Utama PT KKT M Basir mengatakan bahwa direct call akan dihidupkan kembali pertengahan Maret tahun ini. Dia berharap tidak ada kendala, termasuk kasus internasional yang sedang terjadi, yaitu virus corona. "Nanti yang tangani adalah SeaLand, dalam hal ini Maersk Land Group, salah satu perusahaan kontainer besar di dunia. Pengirimannya nanti ke seluruh dunia," katanya, Kamis (6/2).

Basir menjelaskan bahwa direct call membuat KKT bisa menggarap semua pengiriman barang. Dengan begitu, semua kargo bisa terkonsolidasi di tempatnya. Direct call diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan KKT. Tahun lalu, arus barang naik antara 3-5 persen.

Akan tetapi dia mengklaim untuk domestik dan ekspor mengalami peningkatan yang baik. Kayu olahan atau plywood yang ada di Kaltim saja bisa dikirim 1.600 teus per bulan. "Saat ini pintu ekspor juga masih beberapa terbuka bukan hanya di KKT. Mudah-mudahan ke depan dengan adanya direct call ini berjalan, artinya semua satu pintu," jelas Basir.

Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim Muhammad Hamzah mengatakan, program direct call harus didukung oleh eksportir. Program itu merupakan salah satu solusi mempercepat barang ekspor, yang berujung pada efisiensi. Seharusnya sejak diluncurkan pada 2018, program ini bisa berjalan lebih baik.

“Kita sebagai eksportir mengakui bahwa program ini sangat bagus dan bisa mempercepat waktu. Tapi kita punya hitung-hitungan, sebenarnya tidak memiliki selisih untung banyak dibandingkan jalur yang ada,” ungkapnya.

Namun, tambahnya, dari sisi kecepatan sampainya barang ke negara tujuan itu yang penting. Saat ini kendalanya belum terlaksana karena tidak ada industri yang mendukung program itu. Industrinya belum terbentuk. Daerah terdekat dari KKT harus memiliki industri pengembangan komoditas yang ada. Agar, program yang belum berjalan maksimal ini bisa berguna.

Kebanyakan ekspor masih minim sehingga harus dikumpulkan dulu ke Surabaya agar lebih murah baru diekspor. Dibutuhkan pengembangan nilai tambah pada produk-produk Kaltim, agar potensi ekspor bisa maksimal. “Kalau secara hitungan bisnis, direct call dari Balikpapan atau melalui Surabaya biaya logistiknya berbeda tipis. Hanya program ini dapat mempersingkat waktu,” tutupnya. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X