VIRUS corona memang menjadi pusat perhatian masyarakat saat ini, termasuk Kota Tepian. Pasalnya, virus yang mulai mewabah di akhir 2019 itu terbilang sangat berbahaya.
WARGA ibu kota Kaltim sempat dibuat geger setelah adanya kabar burung yang mengatakan seorang warga negara asing (WNA) yang masuk Samarinda, terpapar virus corona. Namun, Kabar tersebut ditampik Humas RSUD AW Sjahranie Samarinda, dr Arysia Andhina (2/2).
Dokter yang akrab disapa Sisi itu menuturkan, WNA asal Eropa memang dibawa seorang guide ke rumah sakit pelat merah. “Mohon maaf, permintaan yang bersangkutan untuk tidak menyebutkan asal negara dan identitas beliau,” ucap perempuan pencinta drama Korea tersebut.
Dirinya tak memungkiri, pria berprofesi sebagai pelaut itu sempat mendapat perawatan di RSUD AWS. Atas rujukan dan pemeriksaan dari Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), pria tersebut bertolak ke RSUD AWS dari salah satu hotel di Samarinda, pada Sabtu (1/2), pukul 17.40 Wita. “Memang benar kalau pasien WNA ada masuk kemarin (Sabtu). Dia dapat rujukan,” ucap Sisi.
Untuk mengantisipasi adanya virus corona, WNA tersebut sempat diperiksa di ruang isolasi instalasi gawat darurat (IGD). Suhu tubuh yang bersangkutan juga menyentuh 38 derajat. Batuk berdahak dan nyeri tenggorokan. Namun, setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan, pelaut asal Eropa itu dinyatakan bebas dari virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, tersebut.
“Setelah dilakukan screening dan sejumlah pemeriksaan kepada pasien, didapatkan hasil pasien sakit demam, sakit tenggorokan dan sakit kepala pada umumnya. Saat ini sedang dirawat,” imbuhnya.
Dari catatan perjalanan WNA tersebut, menunjukkan bahwa tidak ada perjalanan ke daerah yang terdampak virus corona. “Saya tegaskan tidak ada terjangkit virus corona. Hanya demam biasa. Kabar itu hoaks,” tegasnya.
Walau virus corona belum terbukti ada di Kota Tepian, RSUD AWS telah menyiapkan ruang isolasi khusus untuk mengantisipasi virus mematikan tersebut di ruang tulip. Sisi mengimbau, masyarakat tidak ikut menyebar informasi yang kebenarannya belum terbukti.
“Masyarakat tak perlu khawatir, belum tentu kebenarannya, tapi harus tetap waspada dan tetap hidup sehat,” Pungkasnya. (*/dad/dra/dns/k16)