CALON MANGKRAK...!! Museum Samarinda dan Tourism Center Belum Maksimal Beroperasi

- Selasa, 4 Februari 2020 | 13:10 WIB
BELUM BERFUNGSI: PIK dan Museum Samarinda belum beroperasi karena beberapa faktor. Tahun ini, bangunan senilai Rp 15 miliar itu ditarget dibuka untuk umum.
BELUM BERFUNGSI: PIK dan Museum Samarinda belum beroperasi karena beberapa faktor. Tahun ini, bangunan senilai Rp 15 miliar itu ditarget dibuka untuk umum.

SAMARINDA–Museum Samarinda dan Tourism Information Center atau Pusat Informasi Kepariwisataan (PIK) sudah terbangun sejak 2017. Hingga kini, dua bangunan yang menghabiskan APBD sekitar Rp 15 miliar itu tak jelas kegunaannya.

Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan jadi dua instansi penanggung jawab dua gedung itu punya pekerjaan besar untuk memaksimalkan fungsi bangunan di Kompleks Taman Samarendah tersebut. Dinas Pariwisata misalnya, tak menampik jika PIK belum bisa dimaksimalkan karena belum diresmikan. “Sudah kami gunakan hanya belum maksimal,” ucap Kepala Dinas Pariwisata Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani yang ditemui media ini, kemarin (3/2).

Samarinda yang lebih mengusung konsep meeting, incentive convention, dan exhibition (MICE) jelas tak bisa bergantung pada destinasi wisata alam. Karena itu, penggunaan gedung PIK sejauh ini, kata Ayu, masih sebatas penyebaran informasi destinasi wisata di Samarinda. Informasi itu berisi lokasi rekreasi, hotel, hingga restoran. “Ada juga se-Kaltim,” sambungnya.

Dari wisata religi hingga kuliner. Di Kota Tepian, memiliki tiga tempat ibadah yang jadi unggulan, yakni Islamic Center, Buddhist Center, dan Katedral Santa Maria Penolong Abadi. “Kami masih atur jadwal untuk diresmikan tahun ini,” singkatnya.

Nasib berbeda untuk Museum Samarinda. Kerusakan di beberapa sisi gedung awal 2019 membuat bangunan senilai Rp 12 miliar itu harus menunggu perbaikan selesai. Renovasi selesai, ketersediaan barang apa saja yang ingin dipamerkan jadi kendala. “Insyaallah tahun ini dibuka untuk umum,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Samarinda Adriani yang dikonfirmasi via seluler, kemarin (3/2).

Di akhir 2019, Disbud bahkan mendapatkan hibah 14 guci antik dari salah satu tokoh di Samarinda. Lanjut Adriani, memang barang-barang yang mengisi Museum Samarinda mayoritas berasal dari hibah. Selain kocek yang besar untuk membeli barang antik yang menggambarkan sejarah Samarinda, Disbud belum memiliki tim penaksir barang antik.

Tapi, pihaknya terus berkoordinasi dengan para tokoh ataupun warga yang memiliki barang bersejarah akan Kota Tepian. “Jika mereka mau hibahkan kami siap tampung dan merawat,” singkatnya. (ryu/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X