Kritik Kota lewat Lirik Rap, Wajah Samarinda dari Lagu “Samar Indah"

- Selasa, 4 Februari 2020 | 12:04 WIB
BERKARYA LEWAT MUSIK: (dari kiri) Ovant, Yudis dan Gesid mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan di Samarinda. NURAINI/KP
BERKARYA LEWAT MUSIK: (dari kiri) Ovant, Yudis dan Gesid mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan di Samarinda. NURAINI/KP

Hanya di Samarinda kita bisa hidup sama rendah

Nikmati tepian kita sama-sama

Hanya di Samarinda bila hujan telah tiba

Sungai dan jalan terkadang tak ada beda

 

NURAINI/KP

 

LIRIK di atas merupakan hook dari lagu berjudul “Samar Indah” yang diciptakan dan dibawakan Rapper Samarinda. Mereka adalah Oktavian Kunto Anggono (27) atau akrab disapa Ovant bersama Gesid.

Lagu berdurasi 3.59 menit tersebut tercatat diunggah di YouTube pada 21 Januari 2020, dan viral di berbagai grup sosial media warga Kota Tepian.

Kaltim Post sempat bertemu kedua musisi tersebut bersama Yudis, pengisi puisi yang ada di akhir lagu, beberapa waktu lalu.

Ovant mengatakan, lagu Samar Indah, bermakna warga yang bangga hidup dan tinggal di Samarinda, namun sebenarnya sedang menikmati kehancuran. “Keindahan yang samar-samar, hanya berada dalam pikiran dan bayangan,” ucapnya.

Ovant yang memiliki hobi ngerap sejak 2008 bercerita, awalnya dulu saat di bangku sekolah dia dan teman-temannya merasa malu ketika tak memiliki suatu keahlian. Sempat gabung dengan komunitas yang bernama Hip Hop Etam, kelompok ini bahkan pernah mengeluarkan album kolaborasi di 2013. “Dulu itu kalau tidak bisa apa-apa malu. Kebetulan memang suka genre hip hop. Akhirnya coba-coba, berlatih dilatih dan bisa,” kisahnya.

Sementara itu, Yudis menjelaskan, dalam lirik puisi yang dibuat terdapat unsur sarkasme yakni, “Samarinda masih ada Harapan Baru”. Maksudnya selama ini fokus pembangunan Samarinda hanya di perkotaan, padahal Samarinda luas. “Harapan Baru itu sebenarnya nama kelurahan di Kecamatan Loa Janan Ilir, wilayah seberang Samarinda. Harusnya daerah-daerah tersebut juga tidak kalah penting untuk diperhatikan,” ucapnya.

Dalam puisi tersebut, Yudis melontarkan kritik mengenai banjir kerap melanda tapi tak pernah ada solusi. Dia menyebut, pemerintah khususnya kepala daerah yang mempunyai kemampuan besar untuk melakukan perubahan bisa membuat program maupun keputusan yang pro terhadap lingkungan. “Andaikan bisa menggabungkan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia serta anak-anak muda yang berpotensi, maka kota ini akan jauh lebih besar dan bagus," sebutnya yang juga merupakan aktivis lingkungan itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X