Pemangkasan Gunung Manggah Tak Jelas, Kecelakaan Sering Terjadi, Warga Kian Waswas

- Sabtu, 1 Februari 2020 | 12:28 WIB
-
-

SAMARINDA–Gunung Manggah, begitu masyarakat menyebut tanjakan atau turunan di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir. Kawasan itu, bukan pertama kali merenggut nyawa pengendara. Kecelakaan lalu lintas kerap melibatkan “monster” jalanan.

Peristiwa terbaru, empat nyawa melayang dalam kecelakaan yang melibatkan truk roda enam berpelat K 1376 LN yang dikemudikan Rudi Setiawan (50), pada Kamis (30/1). Sayang, upaya memangkas tanjakan agar tak curam hanya sebatas wacana. Ketika kecelakan terjadi, pihak terkait ramai membahas soal itu. Beberapa hari kemudian, tak ada tindak lanjut. Pantauan Kaltim Post kemarin, belum ada tanda perbaikan di tanjakan atau turunan Gunung Manggah.

Jalan kian ekstrem ditambah aktivitas pedagang kaki lima (PKL) yang merambah hingga ke badan jalan. Jalan pun menyempit. Tidak hanya digunakan roda dua atau empat, truk roda enam ke atas pun kerap melintas. Ahmad Suaidi, warga yang ditemui tak jauh dari lokasi kecelakaan menyebut, beberapa bulan lalu ada kecelakaan truk yang menghantam bagian rumah warga. Sebelumnya juga ada kejadian serupa. “Sudah enggak bisa dihitung jari,” ujarnya.

Dari pantauan Kaltim Post, lebar jalan di kawasan tersebut sekitar 6 meter. Harian ini juga menghitung sekitar pukul 11.00 Wita. Hanya dalam semenit, motor yang melintas mencapai 25 unit. Sedangkan mobil, jumlahnya 20. Pada siang hari, truk jarang melintas. Itu dari sisi jalan yang mengarah ke Sambutan. Sedangkan sebaliknya, jumlahnya tak jauh berbeda. Hal itu menunjukkan, kawasan tersebut merupakan daerah yang padat dengan kendaraan.

Diungkapkan Suaidi, truk yang terlibat kecelakaan rata-rata mengalami masalah pada rem.

Tak heran jika kecelakaan kerap terjadi di kawasan tersebut. Pasalnya, jalur menurun tersebut cukup curam. Penataan jalan di kawasan tersebut sebenarnya sudah dibahas di dewan dan pemerintahan sejak lama. Wacananya pemangkasan ketinggian lebih landai. Namun, hingga kecelakaan yang merenggut empat nyawa dua hari lalu, belum ada pengerjaan serius dari pihak terkait.

Saat menyambangi rumah korban kemarin, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menuturkan, telah menghubungi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Samarinda untuk melakukan pemantauan lapangan. "Begitu kejadian, saya langsung hubungi kepala Dinas PUPR, cek lapangan, apakah kondisi jalan dan kemiringan menjadi permasalahan, atau ada human error," terangnya.

Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda saat ini diminta untuk memeriksa truk K 1376 LN. "Dishub dan polisi juga masih melakukan penyelidikan, kan belum tahu apa karena kemiringan yang sangat curam, human error atau faktor kendaraan yang tidak layak, itu bisa dilihat dari uji kir," lanjutnya. Jaang tak menampik bahwa kecelakaan kerap terjadi di lokasi tersebut. Ditanya soal wacana pemangkasan tanjakan, Jaang tak bisa memastikan. "Kalau itu nanti secara teknis. Karena yang lebih tahu instansi yang menangani, saya cuma ambil kebijakan," pungkasnya.

Kemarin, suasana haru menyelimuti rumah duka almarhumah Desti Nur. Gadis 16 tahun itu merupakan salah satu korban kecelakaan yang terjadi di tanjakan Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir. Masih belum hilang dari ingatan Mariani (58), nenek Desti. Sebelum meregang nyawa akibat diseruduk truk kuning bermuatan pasir, cucunya sempat berkunjung. Sambil tersenyum, Desti masuk ke rumahnya di Jalan Pesut, Gang 1, RT 9, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir. Secara tiba-tiba Desti langsung memeluk erat dirinya.

"Sempat datang, sambil meluk dia (Desti). Bilang mau ke Jakarta, ikut lomba nyanyi dangdut di televisi," kenang Mariani. Desti juga berpamitan untuk pergi bertemu ayahnya di Jalan Damai, kemudian ke Jalan Tongkol untuk bernyanyi di pasar malam. "Pamit mau ketemu bapaknya, minta uang buat perbaiki handphone," lanjut Mariani. Larangan sempat terlontar dari mulut Mariani. Mengingat cucunya mengendarai motor seorang diri dan pernah mengalami kecelakaan. Keinginan cucu yang besar untuk bertemu ayah dan bernyanyi, Mariani tak bisa berbuat banyak. Ia hanya dapat berpesan untuk hati-hati.

"Saya kaget dengar kabar kalau korbannya cucu saya," ucapnya diselimuti mata yang berkaca-kaca. Jenazah Desti dikebumikan di TPU Muslimin Selili, Jalan Lumba-Lumba kemarin sekitar pukul 09.00 Wita. Terpisah, Kanit Laka Lantas Ipda Henny Merdikawati menuturkan, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara beberapa jam setelah kejadian.

Polisi juga belum menetapkan orang yang bertanggung jawab dalam kejadian nahas tersebut. Tiga saksi mata beserta Rudi, sang sopir truk telah dimintai keterangan untuk kepentingan penyelidikan. "Masih pendalaman. Untuk kronologis juga sudah ada gambaran, kami dalami," imbuhnya.

Sementara dugaan rem blong, polisi juga belum bisa memastikan dan masih melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan (Dishub). Hal itu lantaran ranah Dishub Samarinda yang melakukan pemeriksaan fungsi dan alat kendaraan. "Soal kelayakan jalan dan rem blong itu masuknya fungsi dan alat, jadi ranah Dishub. Nanti juga akan ada tim Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Kaltim, untuk membuktikan penyebab dan kendala kejadian," pungkasnya. (*/dad/nyc/dra/riz/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X