JAKARTA– Lembaga pemeringkat kredit Japan Credit Rating (JCR) menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia pada posisi BBB+ dengan outlook stable. Sebelumnya, pada April 2019, JCR memberikan peringkat utang Indonesia BBB dengan outlook positive.
Dalam laporannya, JCR menyatakan bahwa peningkatan tersebut didasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat. Hal itu ditopang konsumsi domestik, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), utang pemerintah pusat yang terkendali, ketahanan terhadap gejolak eksternal yang didukung nilai tukar yang fleksibel, serta kebijakan moneter dan cadangan devisa yang cukup kuat.
Selanjutnya, JCR mengapresiasi reformasi berkelanjutan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Termasuk reformasi belanja pemerintah, pembatasan subsidi bahan bakar, serta pengembangan infrastruktur yang terus mengalami kemajuan dan lebih cepat dari yang diharapkan.
Selain itu, JCR menaruh perhatian pada upaya penyederhanaan peraturan melalui Omnibus Law untuk memfasilitasi foreign direct investment (FDI) sebagai penyeimbang defisit transaksi berjalan (current account deficit). Kemudian, JCR juga menganggap pemangkasan defisit fiskal menjadi 1,76 persen per produk domestik bruto (PDB) dalam APBN 2020 dan upaya menekan utang Pemerintah Pusat menjadi kurang dari 30 persen per PDB merupakan rencana yang feasible dicapai pemerintahan saat ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik hal itu. Menurut dia, kenaikan peringkat utang JCR merupakan bentuk pengakuan JCR atas ketahanan kondisi perekonomian Indonesia di tengah tantangan perekonomian global yang tidak pasti. ’’Pemerintah Indonesia memanfaatkan penilaian peringkat kredit JCR untuk mendorong peningkatan investasi langsung dari luar negeri dan masuk ke pasar obligasi Jepang,’’ tuturnya di Jakarta (31/1).
Pada 2019 pemerintah berhasil menerbitkan samurai bond dengan tenor-tenor yang relatif panjang dengan tingkat imbal hasil (yield) yang semakin kompetitif. Itu merupakan transaksi samurai bond melalui public offering terbesar oleh sebuah negara di Asia. ’’Capaian tersebut mencerminkan kepercayaan investor Jepang yang terkenal sangat teliti dan hati-hati semakin meningkat dalam menginvestasikan dananya pada instrumen surat berharga negara (SBN) Indonesia,’’ jelasnya. (dee/c20/oki)