JAKARTA– Luna Maya, 36, harus siap jika kelak image-nya lekat dengan sosok mendiang Suzzanna. Setelah memerankan sosok Ratu Horor Indonesia itu di film Bernapas dalam Kubur, Luna bakal menjadi Suzzanna lagi di film lainnya. Yakni, Santet: Ilmu Pelebur Nyawa.
Film tersebut juga merupakan adaptasi atau reboot dari film berjudul serupa pada 1988. Disutradarai Rocky Soraya, aktris kelahiran Denpasar itu akan kembali menggunakan riasan prostetik agar mirip mendiang Suzzanna yang berperan sebagai Katemi.
Katemi adalah perempuan desa yang terjebak dalam dunia ilmu hitam. ’’Latar ceritanya era 1986 dan santetnya kami bikin seriil mungkin,’’ ujar produser Sunil Soraya pada Kamis siang (30/1) dalam jumpa pers di kawasan Menteng.
Luna pun senang bisa kembali dipercaya memerankan sosok Suzzanna. Apalagi, perannya di Bernapas dalam Kubur memang dinilai sangat mirip dengan aktris keturunan Belanda-Manado-Tionghoa-Jawa itu. ’’Ada lho yang mulai bilang kalau lihat saya kayak lihat Suzzanna. Nggak tahu sih itu compliment atau apa haha,’’ selorohnya.
Tadi malam (31/1), Luna bertolak ke Rusia. Dia akan kembali bertemu dengan Peter Gorshenin dan Tatiana Melkomova. Mereka adalah tim perancang prostetik dan make-up Suzzanna di film Bernapas dalam Kubur. Untuk perannya sebagai Katemi, Luna harus menjalani pembuatan prostetik baru.
Sejumlah proses akan dijalani Luna di Rusia hingga 5 Februari mendatang. Mereka juga akan berdiskusi tentang hair styling, kostum, serta atribut lain untuk peran sebagai Katemi. ’’Di film pertama kan Suzzanna jadi hantu. Nah, di film kedua, Katemi itu manusia yang pasti karakternya beda sama hantu,’’ tuturnya.
Dia mengaku siap tampil total di film keduanya sebagai Suzzanna. Dia mengungkapkannya setelah melihat teaser poster Santet: Ilmu Pelebur Nyawa yang baru kali pertama dilihatnya saat jumpa pers. Ada gambar tubuh terikat di tiang yang dibakar. ’’Di film pertama udah dikubur. Ini kalau mau dibakar, ayo dah,’’ candanya.
Hingga kini, film yang mulai syuting akhir Juni mendatang itu masih memasuki tahap persiapan. Jujur Prananto selaku penulis naskah kini tengah melakukan riset. Dia mengunjungi sejumlah kota di Jawa Timur untuk bertemu dengan dukun santet. ’’Menambah data untuk cerita. Jadi, santet yang diceritakan itu lebih terasa nyata,’’ kata Sunil. (len/c20/jan)
