HINGGA Jumat(31/1),wabahvirus corona telah merenggut 213 jiwa di Tiongkok. Akibat virus tersebut, Kota Wuhan di Provinsi Hubei diisolasi. Di kota itulah, virus corona pertama kali menular. Salah satu warga Indonesia asal Jonggon Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Innesa Alviani Nur Fadilla, saat ini sedang berada di Kota Wuhan.
Tepatnya di Kota Enshi. Anak dari pasangan Samsul Indra dan Neneng Jumini itu sedang menempuh studi kedokteran di Hubei Minzu University. Vivi, sapaan karibnya, telah memasuki semester empat. Vivi bisa menempuh pendidikan di Tiongkok berkat program beasiswa. Dihubungi Kaltim Post kemarin, sulung dari tiga saudara itu mengaku dalam kondisi baik-baik saja. Dia mengatakan, saat ini perkuliahan sedang libur. “Sekarang lagi musim dingin, jadi tidak kuliah,” ungkap dara 19 tahun itu.
Vivi menggambarkan, saat ini situasi di Enshi hampir sama dengan semua kota lainnya di Wuhan. Aktivitas seluruh transportasi umum dihentikan. Bahkan, dia pun selama satu minggu hanya berada di asrama. Vivi hanya keluar jika keperluan makan menipis. Untuk keluar asrama pun tidak mudah. “Sebelum keluar asrama kami harus melapor dulu. Setelah itu kami harus menggunakan masker. Saya pribadi selalu memakai dua masker sekaligus demi keamanan,” kata dara yang memiliki hobi membaca tersebut.
Dia tak menampik, saat ini rasa cemas mulai menghampiri. Apalagi virus corona sudah menjangkiti 75 orang di Kota Enshi. Meski demikian, Vivi mencoba tetap tenang. Untuk keperluan makan sehari-hari, Vivi mengaku selama satu pekan ini hanya mengonsumsi roti dan sayuran. “Untuk saat ini kami belum diperbolehkan makan daging. Dikhawatirkan mengandung virus,” kata dia. Vivi menambahkan, saat ini dirinya ingin sekali bisa pulang ke kampung halaman. Namun dia harus mengikuti aturan dari pemerintah setempat.
“Pihak KBRI sangat fair di sini. Kami semua sudah didata. Jika memungkinkan kami akan segera dibawa keluar dari Wuhan. Saya sendiri tentu ingin pulang kampung sambil menunggu kondisi di Wuhan membaik,” ujarnya. Sejauh ini doa dari orangtua di Tanah Air yang membuat dia kuat. Ayah dan ibunya secara bergantian menghubungi dia setiap harinya. “Komunikasi sama orangtua lancar. Sehari bisa berkali-kali saya nelpon ayah sama ibu,” lanjut dia. Terpisah, Indra Samsul, ayah Vivi tak menampik saat ini dirinya cemas dengan kondisi sang putri. Namun demikian, sebagai orangtua, Endro, sapaan karib Indra Samsul, berusaha untuk tetap tenang.
Dia menyadari, jika dirinya panik, maka sang putri juga tidak bisa tenang. “Hidup dan mati ada yang atur. Saya serahkan kepada Allah semua ini,” tutur Endro. Endro berharap agar anaknya dalam kondisi baik. Terlebih dia berharap agar proses evakuasi yang akan dilakukan pemerintah Indonesia bisa dilakukan dengan segera. “Semoga anak saya Vivi sehat. Dia harus tetap tenang sampai pemerintah Indonesia melakukan evakuasi,” tutup pengusaha sukses asal Jonggon Jaya itu. (don/riz)