Flu Berat, Dirawat Di Ruang Khusus RSKD

- Sabtu, 1 Februari 2020 | 11:51 WIB
-
-

BALIKPAPAN–Korban meninggal akibat virus corona di Tiongkok terus bertambah. Hingga Jumat (31/1), angkanya sudah mencapai 213 orang. Dari jumlah itu, 30 korban meninggal berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Sementara itu, organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) merilis, selain di Tiongkok,  juga ditemukan 83 kasus virus corona di 18 negara. Temuan lain WHO, telah terjadi penularan dari manusia ke manusia di tiga negara di luar Tiongkok.

Menyikapi hal itu, WHO pun mendeklarasikan jika virus corona sebagai kasus darurat. Alasan utama dari deklarasi ini bukan karena korban yang terus berjatuhan di Tiongkok saat ini, melainkan WHO khawatir, virus menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah yang tidak siap menghadapinya. Wabah virus corona sepekan terakhir membuat seluruh pihak ikut waspada. Tidak terkecuali di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan.

Kemarin, beredar kabar jika seorang pasien mendapat perawatan khusus karena memiliki gejala yang kurang lebih mirip dengan corona.

Direktur RSKD Edy Iskandar mengatakan, benar ada pasien yang diduga mempunyai gejala mirip infeksi virus. Namun sebetulnya belum ke arah virus corona. Pasien yang ditangani itu datang dengan diagnosis panas, batuk, dan pilek.

“Diagnosa saat ini flu berat atau inspeksi saluran napas bagian atas (ISPA),” katanya kepada Kaltim Post. Menurutnya, sebagai bentuk kewaspadaan, maka semua pasien dengan gejala seperti itu mendapat perawatan khusus agar kondisinya lebih aman. Pasien ini mendapat ruang perawatan tersendiri. Di mana terdapat petugas yang berpengalaman terlatih untuk merawat  pasien dengan kasus infeksi.

“Sehingga bisa ditangani dengan lebih baik dan tidak muncul kekhawatiran pada petugas lain dan pengunjung rumah sakit,” imbuhnya. Sejauh ini, lanjut dia, baru satu orang yang mendapat penangan khusus. Pasien yang dirawat itu, sebelumnya menjalani liburan di Berau bersama rombongannya. “Namun khawatirnya terkena kontak waktu di pesawat, tempat wisata, atau lainnya. Maka dari itu ada permintaan perawatan lebih diperhatikan,” ucapnya. 

Dia menuturkan, keberadaan pasien di ruang perawatan khusus juga tidak terlepas dari keinginan keluarga yang bersangkutan. Alasannya karena orang tuanya menginginkan perawatan tersendiri. Edy menjelaskan, penanganan beberapa waktu ke depan fokus pada observasi kondisi pasien. Dia menambahkan, kewaspadaan tetap diperlukan dalam perawatan pasien. Pihaknya perlu melakukan perawatan 2-3 hari. Apabila telah membaik maka bisa dikelola seperti prosedur pengobatan biasa.

“Bisa dipulangkan kalau kondisi membaik. Dan jika keluarga sudah tenang tidak khawatir dugaan penyakit macam-macam,” sebutnya. Namun jika ada kecurigaan baru, pihaknya membutuhkan pemeriksaan lain. Artinya sampai pemeriksaan virus kalau diperlukan. “Pemeriksaan laboratorium boleh saja dikirim ke Jakarta untuk second opini sebagai pembanding. Saat ini pemeriksaan laboratorium masih cukup di RSKD,” katanya. Sebagai informasi, sebelumnya sudah banyak beredar tentang pasien yang diduga terjangkit virus corona sedang mendapat perawatan di RSKD.

Salah satunya jamaah umrah yang mendapat gejala demam tinggi. Namun Edy dengan tegas mengatakan informasi itu tidak benar atau hoaks. Bahkan pasien tersebut tidak sempat mendapat perawatan khusus karena tidak berbahaya. Begitu pula kabar hoaks tentang kasus positif corona di Balikpapan yang viral di jejaring media sosial Facebook tiga hari lalu.

Berkaitan dengan info tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty menegaskan, bahwa virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini belum ditemukan di Kota Minyak. 

“Baik postingan di akun atau info kematian atas nama Ansur Nabab akibat virus corona kedua berita ini tidak benar,” ucapnya. Perempuan yang akrab disapa Dio ini mengatakan, seseorang yang meninggal karena virus corona harus dilihat berdasarkan hasil pemeriksaan spesimennya. Hasil pemeriksaan ini dikirim ke Laboratorium Puslitbangkes Jakarta. Di mana, pihak yang boleh mengirim hanya Dinas Kesehatan. “Padahal kami tegaskan tidak pernah mengirim spesimen atas nama Ansur Nabab ini,” jelasnya.

Terkait virus corona, seluruh stakeholder sudah melakukan pertemuan beberapa waktu lalu. DKK Balikpapan juga telah melakukan pertemuan dengan seluruh rumah sakit yang berada di Balikpapan. “Sudah terdata ada 20 ruang isolasi yang tersedia jika ada pasien suspect nCoV ini. Kemudian dari 20 ruang isolasi, terbanyak di RSKD,” katanya. Dia menambahkan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah menerima alat evakuasi pasien suspect virus corona yang baru berbentuk kapsul dari Kemenkes.

Kapsul ini disebut dengan kapsul evakuasi. Pasien dibaringkan di atas kasur kemudian dibungkus dalam plastik transparan. Sehingga keamanan orang sekitar terjamin. Kapsul tersebut disiagakan apabila terjadi kondisi darurat pada penumpang pesawat yang diakibatkan oleh virus. Kapsul tersebut dipakai untuk mengevakuasi penumpang dari titik pintu masuk bandara ke RS rujukan.

Apabila membutuhkan konsultasi virus corona atau nCoV, warga Balikpapan disarankan menghubungi hotline pada nomor 082157105322. Dokter Dio berharap masyarakat Balikpapan tetap tenang dan melindungi diri dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Ada banyak cara untuk menjaga diri. Di antaranya membiasakan diri mencuci tangan menggunakan sabun, konsumsi makanan bergizi, gunakan masker, dan segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika sedang batuk, pilek dan demam. (gel/riz2) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X