Pemulangan WNI dari Wuhan Dilakukan 1 Februari

- Jumat, 31 Januari 2020 | 12:03 WIB
Mahasiswa Indonesia di Wuhan, China.
Mahasiswa Indonesia di Wuhan, China.

JAKARTA– Opsi evakuasi WNI dari Wuhan hampir pasti diambil pemerintah. Tinggal bagaimana melaksanakan prosedur pemulangan para WNI tersebut. Juga bagaimana cara membawa WNI tersebut secara aman. Sehingga, mereka bisa pulang dengan selamat dan bisa segera ditangani setibanya di tanah air.

Presiden Joko Widodo menjelaskan, pemerintah sejak awal memiliki opsi untuk memulangkan para WNI tersebut. Hanya saja, memang ada prosedur yang harus dilalui untuk bisa mengevakuasi mereka. Pembicaraan mengenai langkah-langkah evakuasi secara detail dibahas jelang sore Kamis (30/1) di kantor Kementerian Sekretariat Negara.

’’Masuknya nanti (ke Wuhan) seperti apa, kemudian setelah dibawa ke sini apakah ada karantina dalam jumlah banyak itu di mana,’’ ujarnya usai membuka Rakornas Kemenristek di Puspiptek Serpong kemarin.

Prosedur-prosedur itu perlu dibahas dan dipastikan secara mendetail. Menurut presiden, proses evakuasi tidak bisa dianggap enteng dan asal dilakukan. ’’Harus disiapkan betul, karena ini menyangkut, sekali lagi, virus,’’ lanjutnya.

Disinggung mengenai pelibatan TNI dalam proses evakuasi, Jokowi mengiyakan. Sebab, yang paling siap saat ini menurut dia memang TNI dari divisi kesehatan. Dia mencontohkan, dalam penanganan hal seperti ini, bisa saja diambil tim dari RSPAD Gatot Subroto. ’’Dan mereka (TNI) menyatakan sudah siap,’’ tutur Jokowi.

Artinya, pemerintah tinggal memutuskan langkah selanjutnya sembari melihat perkembangan di Wuhan. Bagaimanapun, Kawasan tersebut adalah teritori negara lain. Tentu ada aturan yang juga harus diikuti Indonesia meskipun itu untuk mengevakuasi warganya.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi usai rapat di Kemensesneg enggan berbicara mengenai keputusan yang diambil dalam rapat lintas kementerian itu. ’’Saya harus melapor ke Presiden terlebih dahulu,’’ ujarnya saat ditemui di Kemensetneg kemarin.

’’Tadi Bapak Presiden sudah memerintahkan agar evakuasi WNI di Provinsi Hubei dilakukan segera.’’ Itulah yang disampaikan Menlu Retno Marsudi setelah dia dan sejumlah menteri menemui Presiden di Lanud Halim Perdanakusuma. Perintah evakuasi yang ditunggu-tunggu itu akhirnya turun juga. Kini, para menteri harus segera melakukan langkah teknis untuk mengeluarkan para WNI tersebut.

Menurut sumber Jawa Pos pemulangan WNI akan dilakukan pada 1 Februari nanti. Sehingga sampai Indonesia dijadwalkan pada esok harinya. "Ada dua skenario landing di Bandara Halim Perdanakusuma atau Bandara Kertajati dengan tempat penampungan atau karantina di Asrama Haji Kertajati atau Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta," tuturnya. 

Jika ada penderita yang bergejala seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan maka akan diisolasi. Sumber Jawa Pos tersebut menyebutkan bahwa ada tiga rumah sakit yang disiapkan, yakni RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dan atau RSPAD Gatot Subroto serta RS Persahabatan. "Diskenariokan kedatangan Minggu 2 februari dengan JT A330. Ada medical team onboard dari unsur kesehatan TNI," ungkapnya. 

Pernyataan tersebut diperkuat dengan paparan Direktur Keamanan Penerbangan Kemehub Muhammad Alwi di Forum Merdeka Barat (FMB) 9 kemarin. Alwi menyatakan bahwa dari rapat di Kementerian Luar Negeri belum lama ini, Ditjen Perhubungan Udara telahmenyiapkan dua opsi untuk mengevakuasi. Pertama menggunakan Lion Air B737-900 ER sebanyak tiga unit. Kedua menggunakan Batik Air A330-300 sebanyak 1 unit.

"Pesawat yang membawa penumpang yang bergejalan akan melapor ke ATC lalu akan diarahkan ke parking stand sendiri. Sehingga kantor kesehatan pelabuhan (KKP) akan masuk untuk memastikan terjangkit atau tidak," bebernya. 

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan bahwa ketika evakuasi masih saat lockdown, maka pemerintahaan mengirimkan dokter untuk mendampingi selama penerbangan. Namun otoritas dokter Indonesia hanya pada saat penerbangan menuju Indonesia. Sementara jika masih di Hubei, Tiongkok, maka menjadi wewenang pemerintah setempat. 

"Kalu pulangnya masih dalam karantina maka kita akan berlakukan karantina," ucapnya. Menurutnya karantina berbeda dengan isolasi. Karantina bertujuan untuk mengamati apakah mereka yang dipulangkan dalam kondisi sehat atau tidak dalam kurun waktu tertentu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X