SAMARINDA - Pernyataan Ketua DPC PDIP Samarinda yang memastikan bahwa pasangan Andi Harun-Rusmadi dan Zairin Zain-Sarwono tidak akan direkomendasikan partainya dianggap terlalu terburu-buru.
Terkait dengan pernyataan Siswadi ini, Ketua DPD Gerindra Kaltim, Andi Harun mengatakan pihaknya menghormati PDIP. Namun demikian, dikatakannya apa yang dikatakan Siswadi belumlah tentu terjadi, karena dalam politik tentu sangat dinamis. Dalam politik sesuatu yang tidak mungkin, bisa saja terjadi. Misalnya, Partai Gerindra dan PDIP bisa sepakat bersatu dengan mengusung masing-masing kader. “Itu bisa saja terjadi,” kata Andi Harun.
Untuk diketahui, Ketua DPC PDIP Samarinda Siswadi menggelar jumpa pers di ruang Ketua DPRD Samarinda, Rabu (29/1). Ia menyebut partainya tidak akan merekomendasikan Andi Harun dengan berbagai alasan.
Siswadi mengatakan partainya tak akan memberi rekomendasi kepada pasangan Andi Harun dan Rusmadi Wongso. Karena, keduanya dinilai mendahului keputusan PDIP. "Mereka kelajuan. Mekanisme partai masih bergulir. Kami pastikan kedua nama itu tak direkomendasikan PDIP," ungkap Siswadi.
Meski Siswadi menyebut partainya tidak merekomendasikan Andi Harun-Rusmadi, namun faktanya Andi Harun dan Ketua DPD PDIP Kaltim, Safaruddin makin intens berkomunikasi.
Andi Harun sempat bertemu dengan Ketua DPD PDIP Kaltim Safarudin dan Adi Darma (bakal calon wali kota Bontang, red) di Jakarta, Kamis (23/1) lalu. Pertemuan itu melanjutkan komunikasi antara Andi Harun dengan mantan Kapolda Kaltim itu. Sebelumnya mereka juga bertemu di pusat perbelanjaan mall Senayan City.
Andi Harun juga mengaku didiskreditkan oleh Siswadi dan merasa “terdzolimi”. Bahwa, dirinya disebut seolah-olah melanggar ketentuan atau aturan internal PDIP. "Padahal, tidak begitu," ungkap Andi Harun. Dikatakannya, saat dirinya mendaftar di PDIP, tak ada ketentuan yang mengatur, calon tak boleh menentukan wakilnya.
"Nah, Siswadi harus mampu menjawab itu. Justru agak sulit ketika saya maju, tapi pihak lain yang tentukan pasangan saya," kata Andi Harun. Ia juga mengaku heran mengapa hanya dirinya yang disoal, padahal ada banyak calon lain yang ikut mendaftar di PDIP. Tercatat ada 12 calon wali kota dan wakil mendaftar di PDIP. "Mestinya apa yang disampaikan Siswadi tak boleh mendahului pengumuman akhir," tegasnya. "Toh pada akhirnya hanya satu paslon yang diumumkan PDIP. Ya, tunggu waktu diumumkan saja, jangan sampaikan seolah-olah saya langgar mekanisme di PDIP," sambung dia.
Bahwa keputusan menentukan Rusmadi Wongso sebagai wakilnya adalah keputusan internal Gerindra. “Tak perlu ada intervensi siapapun,” tegasnya. Meski demikian, pihaknya terus intens berkomunikasi dengan PDIP, wabil khusus ketua DPD PDIP Kaltim, Safaruddin. “Komunikasi kami sudah berjalan sangat baik, ini patut dijaga, semua pihak perlu menghindari segala hal yang bisa menganggu komunikasi,” katanya. (pro)