Minta Upeti dan Bikin Rusuh, Tujuh Preman Pasar Dibekuk Polisi

- Rabu, 29 Januari 2020 | 14:30 WIB
BEBER KASUS: Kompol Yuliansyah (seragam polisi) membeberkan aksi premanisme yang terjadi di Jalan Jelawat, Senin (27/1). Tujuh orang (berbaju oranye, belakang) yang diduga melakukan penganiayaan turut ditangkap.
BEBER KASUS: Kompol Yuliansyah (seragam polisi) membeberkan aksi premanisme yang terjadi di Jalan Jelawat, Senin (27/1). Tujuh orang (berbaju oranye, belakang) yang diduga melakukan penganiayaan turut ditangkap.

Aktivitas premanisme terjadi hampir di semua daerah di Indonesia, tak terkecuali Samarinda. Senin (27/1) di Jalan Jelawat, Sidodamai, Samarinda Ilir, terjadi perkelahian antara sekumpulan preman dan pedagang yang diawali sang pedagang yang tak sanggup membayar “upeti”.

 

SAMARINDA–Tujuh terduga preman, yakni Fachrudin (59), Rahmat Rifai (31), Syahroni (38), Muhammad Rojali (48), Safrani (43), Abdul Rahman (40), dan Erwin (50), dibekuk jajaran Polsek Samarinda Kota. Penangkapan tersebut terjadi setelah keributan yang terjadi antara kawanan tersebut dengan pedagang buah di Jalan Jelawat, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir, Senin (27/1).

Keributan bermula ketika Ahmad, pedagang buah, dimintai uang keamanan Rp 500 ribu oleh Rahmat Rifai, Minggu (26/1). Merasa keberatan, Ahmad meminta keringanan. Permintaannya pun dipenuhi menjadi Rp 200 ribu setelah Rahmat berunding dengan Fachrudin, selaku pemimpin komplotan. Ancaman pun terlontar saat menagih uang keamanan. Lapak milik Ahmad diancam akan dibongkar jika tak membayar Rp 500 ribu.

Puncaknya, Senin (27/1), setelah Ahmad mengadu kepada anaknya lantaran kerap mendapat perlakuan kasar dan selalu dimintai sejumlah uang harian di luar uang bulanan.

Anak Ahmad yang kesal dengan adanya premanisme melakukan perlawanan. Berbekal senjata tajam, anak Ahmad pasang badan melawan Rahmat yang saat itu menagih uang keamanan. Perkelahian itu pun menyebabkan Rahmat terluka.

Tak terima, Rahmat memanggil bala bantuan. Keributan akhirnya pecah. Ahmad dan anaknya yang kalah jumlah tak bisa berkutik. Sabetan senjata tajam dan benda tumpul juga mendarat ke badan bapak-anak tersebut.

"Begitu mendengar adanya keributan, kami langsung terjun ke lokasi (Jalan Jelawat). Enam orang kami amankan, sedangkan satu lainnya datang menyerahkan diri," jelas Kapolsek Samarinda Kota Kompol Yuliansyah.

Aksi premanisme, lanjut Yuliansyah, juga telah berlangsung lama. Para preman pasar tersebut juga berkali-kali telah diamankan, namun polisi mengalami kesulitan, lantaran tak ada yang berani melapor.

"Aksi mereka ini sudah lima tahun, beberapa dari mereka juga kerap diamankan kok. Sayang nggak ada yang berani lapor," bebernya.

Kaltim Post sempat berbincang dengan Fachrudin. Pemimpin komplotan itu menuturkan hanya menyelesaikan permasalahan antara rekannya dan pemilik lapak. "Saya juga bingung ini, saya cuma suruh anggota saya untuk selesaikan masalah biar nggak ribut. Tapi mereka dikejar pakai sajam," ucapnya.

Soal adanya uang keamanan, Fachrudin berdalih hal itu sudah kesepakatan antara pihaknya dan para pedagang. Untuk jumlahnya diatur berdasarkan besar kecil lapak.

"Semua sudah ada kesepakatan. Mereka meminta keamanan kepada kami agar lapaknya tidak diobrak-abrik oleh petugas yang berwenang," imbuh pria yang akrab disapa Acil Ipah itu.

"Kami biasa menarik uang dengan besaran yang berbeda bergantung besar lapaknya. Kalau yang besar kita tarik Rp 5.000/hari, sedangkan yang kecil Rp 2.000/hari. Kalau bulanannya tidak tentu," tambahnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X