Evakuasi WNI dari Wuhan Masih Menunggu, Pemerintah Kirim Masker dan Logistik

- Rabu, 29 Januari 2020 | 13:02 WIB
ILUSTRASI. Foto-foto suasana terkini di Wuhan, Tiongkok. (dok mahasiswa Indonesia di Wuhan dan PPIT Wuhan)
ILUSTRASI. Foto-foto suasana terkini di Wuhan, Tiongkok. (dok mahasiswa Indonesia di Wuhan dan PPIT Wuhan)

JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa bantuan logistik dan masker akan diberikan ke warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, Hubei Tiongkok. Masker akan dikirimkan hari ini. Sedangkan opsi untuk evakuasi masih terus digodog.

Retno yang ditemui kemarin (28/1) setelah menghadiri rapat koordinasi di Kantor Kemenko PMK mengungkapkan bahwa komunikasi dengan 243 WNI di Wuhan terus dilakukan. Dia menyatakan bahwa dari pemerintah Tiongkok pun menyiapkan hotline 24 jam bagi warga negara asing yang berdomisili di wilayah yang dikarantina.

Dari komunikasi dengan WNI, diketahui bahwa kebutuhan bahan pokok menipis. Menurut Retno, diperkiraan masih cukup hingga lima hari kedepan. Memang beberapa toko masih buka. Namun, harganya lebih tinggi. Untuk itu pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. “Setiap waktu dicek. Apakah ada kebutuhan yang bisa dibantu,” bebernya. Retno menyatakan bahwa pemenuhan tersebut tidaklah mudah. Sebab kota Wuhan dalam kondisi lockdown.

Opsi evakuasi menurut Retno juga terbuka. Namun karena status lockdown maka perlu pembahasan dengan otoritas Tiongkok. Kemenlu juga komunikasi dengan negara lain yang memiliki warga negara di titik karantina. Contohnya dengan Australia. ”Saya kemarin bicara dengan menteri luar negeri Austalia,” ungkapnya.

Untuk opsi evakuasi ini menunggu status darurat 1 di Hubei. ”Perlu data lengkap dan saat ini masih berstatus darurat 2 jadi belum diperlukan evakuasi,” ujarnya. Untuk rute evakuasi dan proses evakuasi sudah disiapkan sesuai standar kebijakan Pemerintah Tiongkok.  

Selain bahan pokok, WNI di sana juga perlu masker. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akan dikirim masker. Sebab di Hubei sendiri kekurangan masker.  ”Pengiriman masker menggunakan Garuda Indonesia ke Bejing. Nantinya dari Beijing akan ada layanan yang diijinkan untuk masuk ke wilayah yang dikarantina,” ungkapnya.

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Wuhan Nur Musyafak menceritakan, Kedutaan Besar RI di Beijing memenuhi tanggung jawabnya. Mereka berusaha memenuhi persediaan logistik WNI yang berada di daerah karantina dengan memberikan bantuan dana melalui WechatPay. ”Langkah nyata dan cepat. Dana dikirim kea kun ketua ranting (PPI Tiongkok) masing-masing,” terang Musyafak melalui pesan singkat kemarin.

Menurut dia, tidak mudah memang melakukan evakuasi. Membutuhkan banyak prosedur yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Mengingat, proses evakuasi juga mempunyai risiko tinggi. Baik untuk petugas yang mengevakuasi maupun yang diamankan. Selain itu, juga mempertimbangkan kesiapan fasilitas kesehatan yang disediakan.

”Dari Kemenkes pastinya butuh menyiapkan rumah sakit di Tanah Air untuk pemeriksaan teman-teman yang dievakuasi,” bebernya.

Informasi terbaru yang diperoleh PPIT Wuhan dari National Health Commission RRT (Republik Rakyat Tiongkok) terdapat 2.823 orang terinfeksi virus korona. Makanya, pemerintah Tiongkok menutup akses masuk dan keluar di 14 kota provinis Hubei. Data yang dimiliki PPIT Wuhan ada 244 orang WNI yang tersebar di Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingzhou, Xianyang dan Enshi.

Bidang Logistik dan Peralatan BNPB akan mengirimkan bantuan 10 ribu lembar masker N95 untuk WNI yang berada di Wuhan.  ”Ada 10 ribu masker untuk WNI dikirim besok”, ujar Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Prasinta Dewi.

Sebelumnya KBRI Beijing mendapatkan instruksi Presiden Joko Widodo agar membagikan masker kepada seluruh WNI di Tiongkok. Namun stok masker di Negara Tirai Bambu tersebut tidak tersedia di hampir seluruh wilayah.

Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto menjelaskan, bila Kemenlu memang akan mengevakuasi WNI di Wuhan, pihaknya akan ikut ambil bagian. Dalam arti, menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut mereka di tanah air. Mulai pemeriksaan hingga antisipasi kemungkinan suspect korona.

Begitu para WNI mendarat di tanah air, mereka tentu akan menjalani pemeriksaan medis. ’’Semua akan kita jalani. Itu adalah sebuah SOP (Standar Operating Procedure), dan semua SOP sudah kami buat,’’ terangnya usai rapat kabinet terbatas di kantor presiden kemarin.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X