Mahasiswa Penajam Sempat Terjebak di Wuhan

- Selasa, 28 Januari 2020 | 14:56 WIB
Aaliyah Adawiyyah bersama sang ayah. (IST)
Aaliyah Adawiyyah bersama sang ayah. (IST)

TERUS BERJUANG: Aaliyah (kanan) bersama sang ayah, Ghozali, sebelum berangkat ke Xiangyang untuk menempuh pendidikan kedokteran. GHOZALI UNTUK KP

 

 

BALIKPAPAN–Wabah virus corona terus merebak di Tiongkok. Hingga Senin (27/1) malam, 81 orang dilaporkan meninggal karena terinfeksi virus tersebut. Kondisi itu membuat sejumlah mahasiswa asal Indonesia terisolasi di Tiongkok. Termasuk beberapa mahasiswa Kaltim yang sedang menimba ilmu di Negeri Tirai Bambu. Mereka pun berusaha meninggalkan Kota Wuhan yang merupakan daerah endemis penyebaran virus corona.

Aaliyah Adawiyyah adalah mahasiswi Kaltim asal Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang kuliah di Fakultas Kedokteran Hubei University of Arts and Science. Tepatnya di Xiangyang, Provinsi Hubei, Tiongkok. Letaknya 324,9 kilometer dari Wuhan, yang juga berada di Provinsi Hubei. Dia bersama delapan mahasiswa asal Indonesia terjebak di asrama sejak Jumat (24/1).

“Pasokan makanan semakin menipis. Dan tidak ada kejelasan dari KBRI untuk mengevakuasi. Maka pihak universitas menyarankan mereka untuk pulang,” kata Ghozali, ayah Aaliyah saat dihubungi Kaltim Post, kemarin. Dia mengungkapkan, Aaliyah dan mahasiswa asal Indonesia lainnya baru menuntaskan ujian akhir semester. Perkuliahan di Xiangyang awal tahun ini sedang libur. Sekaligus menikmati libur Imlek.

Lanjut Ghozali, setelah beberapa hari terjebak di asrama, akhirnya putrinya bersama mahasiswa lain memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Karena Bandara Xiangyang Liuji ditutup pemerintah setempat, mereka memutuskan untuk menggunakan akses darat. Menumpang kereta api menuju kota terdekat, yang memiliki bandara. Yakni, Bandara Internasional Pudong Shanghai. Rombongan pertama yang berjumlah lima orang berhasil lebih dulu menumpang kereta api pada Minggu (26/1).

Akan tetapi, rombongan kedua, termasuk Aaliyah, terlambat. Akses transportasi umum dari Xiangyang terlanjur diblokir saat mereka tiba. Sehingga ketiganya panik. Karena tidak bisa keluar dari kota tersebut. “Kami arahkan dari sini (PPU). Lebih baik menjauhi sumber virusnya dulu. Dan mereka berhasil menyewa mobil carteran supaya bisa keluar dari sana,” ungkap pria yang menjabat kepala bidang (kabid) Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukcapil Kabupaten PPU itu.

Akhirnya, Aaliyah yang baru berkuliah di Hubei University of Arts and Science sejak Oktober 2019 itu berhasil mendapatkan tumpangan agar keluar dari Xianyang. Komunikasi terakhir antara Ghozali dengan perempuan berusia 18 tahun itu dilakukan Senin (27/1) sekitar pukul 16.00 Tiongkok. Kabar terakhir rombongan mereka telah menumpang taksi menuju Zhengzhou, yang berada di Provinsi Henan. Perjalanan dari Xiangyang di Provinsi Hubei menuju Zhengzhou di Provinsi Henan memerlukan waktu sekitar 8 jam melalui jalur darat.

Setibanya di Zhengzhou, mereka berencana mencari tiket pulang ke Indonesia melalui Bandara Internasional Xinzheng Zhengzhou. Jika tidak mendapatkan tiket, selanjutnya mereka akan melanjutkan perjalanan ke Shanghai. Perjalanan Zhengzhou menuju Shanghai membutuhkan waktu sekitar 9 jam. "Semoga mereka dapat tiket kereta dari Zhengzhou menuju Shanghai," harap Ghozali. 

Dia menuturkan, saat ini komunikasi dengan Aaliyah masih terputus. Karena putrinya dalam perjalanan. Sehingga perlu menghemat baterai agar tetap bisa berkomunikasi dengannya setiba di Zhengzhou nanti.

“Sekarang sudah keluar dari Xiangyang. Besok (hari ini) akan saya hubungi lagi. Untuk memastikan dia bisa pulang ke Indonesia,” tandas pria berkacamata ini.

Dari Samarinda, Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) dipilih sebagai penanganan suspect maupun mereka yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona. Meski hingga kemarin (27/1), di Kaltim belum ada satu orang pun yang diduga mengidap penyakit ini, namun waspada tetap perlu. Mengingat, Samarinda dan Balikpapan termasuk 19 kota yang rentan virus ini. Apalagi, tak sedikit kapal dari Tiongkok yang langsung masuk ke wilayah Kaltim. Juga, masyarakat asing yang ke Kaltim melalui bandara-bandara di Benua Etam.

Diungkapkan Kabid Pelayanan RSUD AWS Nurliana Adriati Noor, sebagai rumah sakit rujukan, RSUD AWS telah menyiapkan dua ruangan khusus. Satu ruangan untuk pasien suspect terjangkit virus corona dan satu ruangan untuk mereka yang sudah terkonfirmasi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X