Bisa Tenang di Tengah Padatnya Bangunan Bertingkat

- Selasa, 28 Januari 2020 | 13:47 WIB
Nan Liang Garden, salah satu destinasi wisata di Hong Kong yang sayang untuk dilewatkan.
Nan Liang Garden, salah satu destinasi wisata di Hong Kong yang sayang untuk dilewatkan.

Jangan harap banyak melihat rumah tunggal di Hong Kong. Negara dengan lebih 70 juta penduduk itu sudah sangat padat. Warga menyebut tinggal di building. Semacam apartemen dengan ukuran sangat sederhana.

 

IMLEK tahun ini memang jauh berbeda dari sebelumnya. Tak banyak perayaan atau event yang diselenggarakan. Ya, kondisi Hong Kong yang belum lama ini terjadi demonstrasi besar-besaran menuntut agar tak lagi berada di bawah kepemimpinan pemerintahan Tiongkok.

Wong Sai Tak, pria pemilik penginapan tempat harian ini tinggal selama di Hong Kong cukup banyak bercerita tentang kondisi saat ini. “Pemerintah minta warga untuk tak banyak kegiatan di luar. Mereka ingatkan masalah yang sedang dihadapi dunia saat ini," ujarnya. “Virus dan gerakan aktivitas demonstran yang rupanya belum berhenti,” sambungnya.

Wong menyebut, sementara waktu untuk menghindari tempat-tempat keramaian. Terlebih jika melihat sekelompok orang yang mengenakan pakaian serba-hitam. “Bahaya. Beberapa dari demonstran masih menunjukkan diri, berusaha melawan pemerintahan Tiongkok,” jelas Wong. Penggunaan masker akibat wabah virus corona, baru diinstruksikan sejak 23 Januari lalu. Tepat saat dua awak media ini tiba di Hong Kong.

Nan Lian Garden pun jadi rujukan. Mulai Senin (27/1), warga tidak diperkenankan berkunjung ke Tung Chung, Ocean Park, dan Disney Land. Penyebabnya ditemukan kembali pasien yang positif terkena corona. Jumlahnya naik, dari sebelumnya lima orang menjadi delapan. Selain lokasi tersebut, di beberapa taman juga dijaga aparat berwajib. Tidak diperkenankan ada aktivitas terlalu ramai.

Lokasinya di perkotaan. Tak jauh dari area Diamond Hill MTR Station di bawah Hollywood Plaza. Tinggal menyeberang saja. Pepohonan hijau dan suasana sejuk di Nan Lian Garden mengajak untuk masuk. Penasaran. Terdengar lantunan musik dari kotak kiosk yang ditempatkan di beberapa spot taman.

Musik mengalun lembut. Terdengar klasik. Yang membuat pengunjung merasa tenang. Ditambah pemandangan yang membuat hati merasa damai. Pas bagi pengunjung yang penat atau jenuh. Mata dimanjakan dengan pemandangan yang indah, banyak bunga, lengkap dengan bangunan bergaya Tiongkok kuno nan eksotis.

Nan Lian Garden memiliki luas sekitar 3,5 hektare. Informasi itu tertera dekat dengan pintu masuk. Meski dibuat biasa, aneka bunga warna-warni di pintu masuk menarik untuk difoto. Tak jauh dari pintu utama, ada pusat informasi dan area museum kayu. Taman itu dirancang mengikuti gaya istana Dinasti Tang, berpadu dengan daerah yang sedikit berbukit, air, batu, dan struktur kayu.

Dinasti Tang memang syarat empat unsur, mulai bukit kecil buatan dengan bebatuan hias, seperti batu heksagonal. Fitur air di mana area belakang Golden Pavilion tampak air terjun buatan. Golden Pavilion dibangun ke atas. Mencolok dengan warna merah dan emasnya. Amat sayang area itu tertutup tak boleh dilintasi. Bahkan sudah dipasang pagar kayu di depan jembatan kayu yang menjadi penghubung.

Berjalan lagi ke dalam ditemukan bangunan ibadah yang dikelilingi pepohonan dan memiliki lorong yang semua berbahan kayu. Kembali berjalan akan ada bangunan memanjang di tengah kolam. Atau disebut Blue Pond. Pengunjung bisa santai di tempat peristirahatan sembari melihat ikan koi yang berenang di kolam tersebut.

Tampak santai, Michella, wisatawan asing berambut blonde tengah asyik membaca buku. Namanya tertera pada gantungan tas yang ia kenakan. Dirinya datang seorang diri. Wajah perempuan cantik itu terus menatap buku. Mengenakan kaus krim serta celana tiga perempat, ia tampak terusik dengan keberadaan pengunjung lain yang terus melintas di depannya.

Bikin betah berlama-lama. Tempat ini juga dijadikan sarana olahraga dan tempat bersantai bagi warga lokal. Banyak pula wisatawan asing yang datang untuk melakukan joging. Atau sekadar bersantai dengan duduk di kursi-kursi yang telah disediakan. Ternyata, area yang kami kunjungi belum keseluruhannya. “Lah, Anda enggak terus saja ke dalam atau kuil biksu, restoran vegetarian dan toko suvenir,” celetuk Calissta Zhou, seorang kawan di Surabaya yang doyan travelling.

Ya, kami hanya sempat di dekat area kolam ikan tersebut lalu kembali melanjutkan perjalanan untuk liputan serta mencari makanan. Sebab sedari pagi kami belum mengganjal perut. Udara kian semakin dingin pula. Walau cahaya mentari terlihat, susupan udara dingin masih terasa. Kemarin saja suhu terus berada di 12 derajat celsius. “Kalau malam dekat Februari bisa sampai 6 derajat celsius,” ucap seorang pengunjung.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X