119 Babi Mati di Marga, Diduga Terkena Virus AFC

- Selasa, 28 Januari 2020 | 12:59 WIB
BABI MATI: Babi milik warga di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kecamatan Marga yang mati.
BABI MATI: Babi milik warga di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kecamatan Marga yang mati.

TABANAN- Kasus kematian babi di Tabanan semakin merebak. Sebelumnya puluhan babi mati di sejumlah Desa di Kecamatan Penebel seperti Desa Jegu dan Rejasa, kemudian di Kecamatan Tabanan yakni di Desa Buahan, kini kematian babi mendadak terjadi di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Marga. Bahkan jumlah ternak babi yang mati mencapai 119 ekor.

Dilansir BALI EXPRESS, Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suamba menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang mendata jumlah babi yang mengalami kematian mendadak tersebut. Di samping itu pihaknya melakukan sosialisasi guna mengantisipasi penyebaran virus African Swine Fiver (AFC) di Kecamatan Marga. "Dan dari hasil pendataan ditemukan sejumlah babi mati di beberapa desa di Kecamatan Marga," ujarnya.

Adapun rinciannya adalah di Desa Selanbawak babi mati mencapai 79 ekor. Di Desa Kukuh sebanyak 37 ekor, di Desa Beringkit 1 dan 2 ekor karena penyakit lain, dan Desa Cau Belayu sebanyak 2 ekor. 

Dirinya menambahkan jika selain di Marga, pihaknya juga menerjunkan personel untuk melakukan pendataan babi mati di wilayah lainnya seperti Kecamatan Kerambitan dan Selemadeg Timur. “Hanya saja datanga belum kami rekap hasilnya untuk dua kecamatan ini," sambungnya. 

Suamba pun tetap membantah jika kematian babi-babi tersebut akibat dari virus ASF. Meskipun kematian babi yang ada di Tabanan sudah sangat banyak. "Bisa saja penyebabnya lain yang bukan ASF,” tegasnya. 

Di sisi lain, Perbekel Desa Buahan, I Gede Ari Waskita mengatakan jika sejauh ini pihaknya menerima 10 laporan dari masyarakat Desa Buahan yang memelihara babi, bahwa ternak babi mereka mati. Terparah terjadi di banjar Buahan Selatan. “Total ada sekitar 20 babi yang mati di desa kami. Itu berdasarkan laporan masyarakat. Anggap saja per pemilik babinya mati dua ekor. Tapi masih banyak yang tidak melapor. Di samping itu juga banyak babi yang dijual,” terangnya. 

Menurutnya, Dinas Pertanian dari Bidang Peternakan telah mengambil tiga sampel di desa tersebut. Namun pihaknya belum menerima hasil dari dokter hewan Bidang peternakan dan Kesehatan Hewan Tabanan. “Hasilnya belum kami ketahui karena kami hanya sebatas menerima laporan dan memfasiltasi serta membantu sosialisasi untuk menjaga kebersihan kandang," tandasnya. (ras/aim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X