SAMARINDA–Warga Perumahan Grand Taman Sari (GTS) mendadak geger setelah mendapati seorang pria dalam kondisi tak bernyawa. Tali tambang biru ukuran 13 millimeter melilit leher pria yang diketahui berinisial RA, tepat di beranda rumah Nomor 10, Blok B3, Cluster Tarakan, RT 32, sekitar pukul 08.00 Wita, Minggu (26/1).
Jasad pria, warga Dusun Karya Baru, Batuah, Kutai Kartanegara (Kukar), itu pertama kali ditemukan oleh dua bocah yang sedang bersepeda. AU (12) satu dari dua bocah tersebut langsung melaporkan kejadian tersebut kepada AF (46), bapaknya.
"Langsung lapor ke satpam (satuan pengamanan), setelah itu, langsung ramai, datang juga polisi," terang AF.
Polisi yang datang langsung mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), dan menurunkan jasad bapak dua anak tersebut. Tak ingin jasad itu menjadi tontonan warga, petugas langsung mengevakuasi ke RSUD IA Moeis guna pemeriksaan lebih lanjut.
Mencari tahu identitas jasad yang tergantung itu. Polisi beberapa kali mengetuk pintu rumah berwarna hijau, tempat tergantungnya RA. Saat pintu terbuka, di dalamnya terdapat dua perempuan yakni DR, istri RA; dan MR, rekannya menginap di rumah tersebut. Keduanya baru saja terbangun setelah beberapa kali polisi mengetuk pintu.
Sempat meminta keterangan dari MR (28) teman istri korban. Dia menuturkan, RA sempat bertandang pada malam hari. Beberapa kali mengetuk pintu, namun lantaran takut, pintu rumah tak kunjung dibuka. "Nggak dibuka pintu karena takut. Jadi dibiarkan saja, setelah itu tidur," terangnya.
Pada pagi harinya, dia terkejut lantaran mendengar suara ketukan berkali-kali di pintu rumah. Namun ada yang berbeda kali ini, suara gaduh berasal dari petugas berseragam cokelat, serta puluhan warga yang bergumul.
Keduanya lebih terkejut saat polisi memberitahukan seseorang, yang tidak lain adalah RA, telah meninggal karena gantung diri di beranda rumah.
Sementara itu, Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo melalui Wakapolsek Iptu Sutrisno menuturkan, saat ini masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. Diduga, RA nekat melakukan tindakan tersebut karena permasalahan rumah tangga. Lima saksi juga telah dimintai keterangan untuk mengetahui sebab-musabab dan kronologis aksi nekat dari RA.
"Jasad itu sudah dibawa ke RSUD IA Moeis untuk visum. Kalau saat ini polisi masih meminta keterangan dari sejumlah saksi mata, termasuk istri DR dan rekannya," terang Sutrisno. (*/dad/dns/k8)