PWI Kaltim Gelar Diskusi Publik Pemimpin Samarinda, Banjir Jadi Sorotan

- Senin, 27 Januari 2020 | 13:03 WIB
Tiga kandidat yang hadir dalam bedah visi misi dan para panelis. (ROBAYU)
Tiga kandidat yang hadir dalam bedah visi misi dan para panelis. (ROBAYU)

SAMARINDA - Alokasi APBD Samarinda menjadi salah satu penyebab penanganan banjir tak terselesaikan di ibukota provinsi Kaltim. Anggaran untuk pembangunan Samarinda mestinya fokus untuk mencegah masalah banjir, kini banyak terbuang ke proyek yang bukan prioritas dan tidak efesien.

Demikian hal ini terungkap diskusi publik "Membedah Visi Misi Calon Pemimpin Samarinda" yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur di Hotel Selyca Mulia Samarinda, Minggu (26/1/2020).

"Pembangunan kota kita tidak fokus. Samarinda masalah utamanya banjir. Maka, anggaran pembangunan fokus membenahi banjir. Jangan sampai anggaran ke infrastruktur lain dan kegiatan lain, tapi masalah banjir tak tertangani," ujar Zairin Zain, calon Walikota Samarinda saat diskusi publik.

Hadir pula di diskusi publik yaitu Sarwono dan Andi Harun. Masing-masing calon Walikota dan Wakil Walikota mendapat pertanyaan dari aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pokja 30, Walhi dan Jatam serta akademisi Unmul.

Andi Harun mengatakan Samarinda sebagai kota penyanggah Ibu Kota Negara (IKN) menghadapi permasalahan banjir, pasokan listrik dan air bersih serta ketimpangan pembangunan antar wilayah.

"Sehingga, kami menawarkan konsep yang merupakan program unggulan yaitu alokasi anggaran Rp 100 juta hingga 300 juta setiap RT setiap tahun," ujar Andi Harun.

Andi Harun menambahkan calon Walikota tak hanya pintar menyusun program yang akan dikerjakannya. Tetapi, seorang pemimpin mesti pintar untuk mencari pendanaan pembangunan di Samarinda.

Sementara itu, Sarwono menjelaskan diskusi publik yang digelar PWI Kaltim dapat mendapat informasi yang lebih banyak dari calon pemimpin Samarinda.

"Setelah ini (diskusi publik PWI Kaltim), banyak dapat informasi yang disebarkan ke masyarakat. Tapi, saya berharap jangan berhenti disini. Wacana boleh dibuat tetapi dekat dengan masyarakat itu penting. Karena kita tidak ingin program itu mercusuar. Indah dipandang tapi tidak terasa di badan masyarakat. Maka, kita harus lakukan komunikasi ke seluruh komunitas yang ada termasuk media," ujarnya. (mym)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X