MELBOURNE -Perjalanan anak ajaib Cori 'Coco' Gauff di Australia Terbuka berakhir. Yang menghentikannya adalah sesama petenis muda. Juga dari Amerika Serikat (AS) yakni Sofia Kenin. Petenis 21 tahun tersebut menumbangkan Gauff di babak keempat alias 16 besar dalam tiga set 6-7(5), 6-3, 6-0. Temponya 2 jam 9 menit.
Setelah mengempaskan Gauff, Kenin menangis sesenggukan di pinggir lapangan Melbourne Arena. Begitu emosional. Ini kali pertama bagi petenis kelahiran Moskow, Rusia, tersebut mampu menembus babak perempat final grand slam sepanjang karir. “Tidak banyak yang bisa aku katakan. Ini pertandingan yang sangat berat,” ucapnya dilansir The Guardian,”
Kenin juga rising star yang dimiliki tenis putri AS. Dia telah menduduki ranking 15 dunia. Awal mula peringkatnya meroket terjadi musim lalu saat menembus ranking 12 dunia setelah sebelumnya hanya di peringkat 52 pada awal tahun.
Itu setelah dia memborong tiga gelar WTA Tour dari Hobart International, Mallorca Open, dan Guangzhou Open. Di Prancis Terbuka 2019 dia juga menyita perhatian dengan memenangi laga kontra Serena Williams di 32 besar.
Tapi cerita tentang Kenin tidak seberapa mendapat perhatian publik. Kalah pamor dengan kisah Gauff yang menembus 16 besar Wimbledon di usia 15 tahun. Karena itu, kemenangan atas Gauff ini seakan menjadi raihan penting tersendiri untuk Kenin.
Di babak perempat final Kenin akan menghadapi petenis Tunisia Ons Jabeur. Petenis 25 tahun itu kemarin memastkan diri menjadi petenis keturunan Arab pertama yang mampu menembus delapan besar grand slam setelah mengalahkan petenis Tiongkok Wang Qiang 7-6(4), 6-1. (irr)
