Dongeng, Membuat Imajinasi Berkembang, Anak Berani Bermimpi

- Minggu, 26 Januari 2020 | 12:27 WIB
IMAJINASI: Lewat dongeng, banyak hal yang bisa anak dapatkan. Imajinasinya bakal berkembang. Kemudian, berani untuk bermimpi. Belajar dari dongeng yang dibacakan.
IMAJINASI: Lewat dongeng, banyak hal yang bisa anak dapatkan. Imajinasinya bakal berkembang. Kemudian, berani untuk bermimpi. Belajar dari dongeng yang dibacakan.

Dongeng membuat siapa pun ikut berimajinasi. Dewasa ini dongeng makin berkembang. Menarik bagi setiap kalangan. Khusus anak, banyak manfaat didapatkan. Orangtua diminta melek soal dongeng. Tak lagi menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele.

 

DISAMPAIKAN Fitri Susilowati, ketua Kampung Dongeng Etam bahwa mendongeng itu tak sekadar bercerita. Interaksi, gestur, dan cara pandang ikut terlibat. Jadi, jika ada orangtua yang mendongeng untuk anak, bakal terbentuk keterikatan yang kuat. Dongeng melatih dan memperbanyak kosakata. Sekaligus membiasakan anak berbicara benar. Terutama usia di bawah lima tahun. Keterlambatan berbicara yang sering dialami anak pun bisa terhindar. Menurut Fitri, masih ada sebagian anak yang gaya bicaranya kurang tepat. Hal itu karena tak diberi contoh.

“Dongeng itu asyik. Kalau anak-anak mendengarkan yang menyenangkan, dia akan mudah menerima ilmu yang diberikan. Setiap orang berbicara itu kan juga ada terselip ilmu. Tidak disadari saja,” jelas Fitri saat ditemui awal pekan lalu.

Memberikan dongeng tak melulu spesifik pada usia tertentu. Sejak lahir hingga dewasa, dongeng bisa diberikan. Dibeberkan Fitri, orangtua yang memberikan dongeng kepada anak biasanya percaya jika anak bisa berkomunikasi dengan baik ke orang lain. Sebab, anak bakal lebih responsif dan penurut. Alias lebih mudah diarahkan. Itulah dampak yang biasanya dirasakan para orangtua. Dongeng tak melulu membahas hal klasik seperti dulu. Dikemas lebih kekinian dan makin bagus jika berkaitan langsung dengan keadaan sekarang. Lebih mudah ditangkap anak.

“Sebagian orang mungkin masih punya pola pikir kalau dongeng itu bukan cerita sungguhan. Padahal harus dibedakan. Dongeng itu imajinasi yang bisa berkembang. Jadi sumber anak-anak untuk punya impian tinggi. Cenderung berpikir positif,” imbuhnya.

Kunci pentingnya terletak pada orangtua. Mereka yang sibuk kerap beralasan tak punya waktu membacakan dongeng ke anak. Ada teknik simpel untuk menghapus alasan itu. Misalnya, meluangkan waktu 1 menit pun sudah cukup. Tak perlu bingung. Bisa diawali dengan menyampaikan kegiatan yang dilalui dalam sehari secara detail supaya anak juga tahu keseharian orangtuanya. Bagi Fitri, kini tak ada lagi alasan orangtua tak bisa bercerita pada buah hati.

“Supaya anak enggak bosan, jangan mendongeng lebih dari lima menit. Menghindari fokusnya pecah. Bisa pilih dongeng pendek dan gampang. Kalau sudah tahu tahu cara menghadapi anak, bisa lebih lama durasinya,” ungkapnya.

Cara menghadapi anak, bisa dimulai dengan mengetahui suasana hati. Sekaligus membangun suasana kondusif sejak awal. Mendongeng boleh dilengkapi media lain seperti buku atau boneka. Jenis dongeng disesuaikan. Dibeberkan Fitri, anak usia dini lebih suka fabel atau cerita hewan. Jika ada yang berpendapat dongeng itu bosan dan buat ngantuk, Fitri tak setuju. Dongeng bisa jadi kegiatan seru. Tantangannya memang terletak pada orangtua. Oleh sebab itu, edukasi mengenai dongeng harus terus disebarkan.

“Jika dongeng disampaikan sebelum tidur, dikenal kondisi gelombang theta. Saat anak segera memejamkan mata. Di situlah orangtua bisa menanamkan nilai baik. Itu terekam di alam bawah sadarnya dan melekat erat,” pungkas Fitri. (*/ysm*/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X