Drainase di Sambutan Jadi Perhatian BNPB

- Minggu, 26 Januari 2020 | 12:12 WIB
KUNJUNGAN: Doni Monardo (tengah) bersama Gubernur Kaltim Isran Noor (kanan) meninjau beberapa titik banjir di Samarinda, beberapa waktu lalu. HUMAS BPBD UNTUK KALTIM POST
KUNJUNGAN: Doni Monardo (tengah) bersama Gubernur Kaltim Isran Noor (kanan) meninjau beberapa titik banjir di Samarinda, beberapa waktu lalu. HUMAS BPBD UNTUK KALTIM POST

SEJATINYA sejumlah kabupaten kota di Kaltim bersiap-siap menyambut ibu kota negara (IKN) yang baru. Namun, Kota Tepian masih sibuk dengan banjir.Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Komisi V DPR RI sampai datang ke Samarinda untuk memantau bencana tersebut.

Dalam kunjungan pada Rabu (22/1) lalu di Samarinda, Doni menginstruksikan perbaikan drainase di Sambutan. Banjir menyebabkan gagal panen sekitar 80 hektare sawah di Pelita 6, Sambutan. “Di Sambutan ada bottle neck, kalau tidak dilebarkan drainasenya, bisa banjir terus,” kata Doni.

Kaltim akan mendapatkan helikopter dari BNPB untuk kegiatan penanggulangan bencana. Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim Nazrin.

“Pak Isran minta dibantu pesawat. Namun, kami akan dibantu sebuah helikopter yang nanti parkirnya di Balikpapan untuk kegiatan penanggulangan bencana. Termasuk ketika ada orang dari pusat datang bisa digunakan. Jadi standby di Balikpapan,” ucap Nazrin.

Selain itu, Samarinda mendapat bantuan Rp 500 juta untuk penanganan banjir. Namun, teknis penggunaannya akan diserahkan ke Pemkot Samarinda. “Harapan kami bisa membantu meringankan, namun bukan untuk perorangan tapi untuk perbaikan infrastruktur. Kalau dibagi satu-satu tidak ada manfaatnya,” ucap dia.

Sementara itu, Komisi V yang membidangi infrastruktur menyatakan akan menggelontorkan Rp 65 miliar untuk penanggulangan banjir di Samarinda. Hal itu diungkapkan Irwan, anggota Komisi V DPR RI dapil Kaltim. “Jadi, kami komprehensif, bukan hanya pengerukan Bendungan Benanga. Jadi, ada kajian studi masterplan pengendalian banjir,” jelasnya.

Kemudian, lanjut dia, pembangunan embung Sempaja dan penguatan tebing Sungai Karang Mumus (SKM). “Nah, kami dorong, pengerukan ini terus berlanjut. Kita kembalikan fungsinya. Sekitar 1 juta kubik per detik. Kami berharap, itu cukup mengurangi banjir di Samarinda," papar Irwan.

Selain itu, kendala pengentasan banjir yang paling pelik adalah pembebasan lahan. Hal itu dipahami Irwan. Kebutuhan perumahan juga makin meningkat seiring pertumbuhan penduduk.

Karena itu, kata Irwan, pihaknya mendorong Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III untuk membangun kolam retensi sebagai kompensasi karena banyaknya permukiman. “Sehingga, tidak semua air masuk ke Sungai Karang Mumus,” tandasnya. (nyc/dns/kri/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X