JAKARTA– Pemeriksaan pasien diduga mengidap 2019 novel conoravirus (2019-nCoV) sudah keluar. Setelah pasien di RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. dan satu orang warga negara Meksiko yang dirawat di RS Umum Pusat (RSUP) Sanglah dinyatakan negatif, dua pasien lainnya pun mendapat vonis yang sama. Untuk saat ini Indonesia bebas 2019-nCoV.
Sabtu (25/1) menghubungi Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Achmad Yurianto. Dua orang yang diketahui berwarga negara Tiongkok yang dirawat di RSUP Sanglah ternyata tidak menderita 2019-nCoV. ”Kondisi fisik sudah baik. Tidak panas lagi dan sudah diijinkan pulang,” katanya.
Meski seluruh pasien dinyatakan negatif 2019-nCoV, Yuri menyatakan bahwa semuanya tidak mau pulang. Tujuannya untuk mendapat pemantauan lebih lanjut.
Sebelumnya, tiga warga negara asing (WNA) yang sedang berkunjung ke Bali sempat dilarikan ke RSUP Sanglah karena mengalami demam. Mereka diketahui demam setelah sampai Denpasar. Satu orang Meksiko diketahui sebelumnya dari Tiongkok. Sedangkan dua anak lainnya memang berwarga negara Tiongkok. Di Jakarta, satu orang warga negara Indonesia (WNI) berjenis kelamin perempuan juga sempat dirawat di RSPI Sulianti Saroso karena mengalami demam pasca dari Tiongkok. Setelah beberapa hari dirawat dan diambil sampel untuk uji adanya virus korona, akhirnya seluruhnya dinyatakan negatif.
Meski demikian, Kemenkes menyatakan bahwa tenaga medis dan rumah sakit sudah siap. Ada 100 rumah sakit yang telah disiapkan. Salah satunya adalah RSPI Sulianti Saroso. Menurut Direktur medik dan perawatan RSPI Sulianti Saroso dr Diany Kusumawardhani SpA, rumah sakitnya telah siap. Misalnya saja dengan memiliki kelompok kerja (pokja) untuk infeksi khusus. ”Jadi kalau setiap kali ada kasus infeksi apapun juga pokja ini akan bekerja. Kami punya 11 tempat tidur termasuk satu untuk infeksi penyakit,” ungkapnya.
Sementara itu anggota perhimpunan dokter spesialis mikrobiologi klinik Indonesia (PAMKI) Pusat Prof dr Amin Soebandrio SpMK(K) menyatakan sejauh ini terdapat enam jenis HCoV yaitu HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63, HCoV-HKU1, Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Dua virus terahir dapat menyebabkan infeksi paru berat sampai kematian.
Dia menambahkan bahwa saat ini belum ada vaksin maupun pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh 2019-nCoV. Namun, banyak gejala klinis yang dapat diobati. Pengobatannya berdasarkan pada kondisi klinis pasien. Dia meminta masyarakat agar waspada, tapi tidak perlu panik.
Ketua Pokja Infeksi Emerging RSPI dr Pompini agustina SpP mengatakan virus korona pada umumnya akan menjadi berat pada orang dengan kelompok berisiko. ”Contoh pada usia lanjut atau kelompok yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya seperti penyakit kencing manis atau diabet, penyakit jantung, penyakit paru kronis,” ujarnya. (lyn)