Kutukan Tujuh Musim Itu Apakah Terhenti?

- Minggu, 26 Januari 2020 | 11:09 WIB
Senad Lulic dkk. Kali terakhir Biancocelesti, julukan Lazio, berhasil menyudahi musim di atas Roma saat musim 2011 – 2012
Senad Lulic dkk. Kali terakhir Biancocelesti, julukan Lazio, berhasil menyudahi musim di atas Roma saat musim 2011 – 2012

ROMA – Seperti Derby London Utara antara Arsenal dan Tottenham Hotspur yang punya gengsi posisi akhir musim, hal yang sama juga terjadi di Derby della Capitale. Terutama di musim ini ketika Lazio yang sudah tujuh angka di atas AS Roma hingga giornata 20 Serie A. Gengsi itu yang menjadi pemanas derbi ke-174 itu dini hari nanti WIB (siaran langsung RCTI/ beIN Sports 2 pukul 00.00 WIB).

Kali terakhir Biancocelesti, julukan Lazio, berhasil menyudahi musim di atas Roma saat musim 2011 – 2012. Artinya, sudah tujuh musim Lazio dikutuk selalu mengakhiri musim Serie A di bawah Il Lupi, julukan Roma. Nah, victory ke-39 derbi di Serie A yang akan memperlebar selisih Lazio dan Roma di posisi ke-3 dan 4 jadi 10 poin!

''Namun, derbi ini artinya lebih dari sekadar tiga angka,'' klaim allenatore Lazio Simone Inzaghi dalam konferensi pers di Formello, kamp latihan Lazio, tadi malam WIB. ''Aku di klub ini 11 tahun (sebagai pelatih sejak di level junior) dan aku tahu derbi itu penuh gengsi,'' tambah Simo, sapaan akrab Inzaghi, kepada Sky Italia.

Selain demi posisi akhir musim, derbi ini juga bisa jadi momen penting untuk Simo. Dia bisa jadi pelatih dengan streak kemenangan Serie A terpanjang sepanjang histori. Di musim ini dia sudah mampu mengantarkan Senad Lulic dkk memenangi 11 laga beruntun. ''Roma di laga-laga derbi selalu berbeda motivasinya. Aku tahu itu akan mereka tunjukkan lagi,'' bebernya.

Comeback bomber Edin Dzeko diharapkan jadi alasan Roma kembali kompetitif. Dzeko baru kembali dari sanksi akumulasi kartu. Tactician Roma Paulo Fonseca menyebut Lazio klub yang belum ada penawarnya di Serie A. Makanya, dia belajar dari klub-klub yang telah ditekuk Lazio. Termasuk Juventus, Napoli, dan AC Milan.

Termasuk opsi me-mirroring skema permainan Lazio dengan skema back three. Namun, untuk itu Fonseca menolaknya. ''Kami tetap dengan back four. Kami masih percaya dengan diri kami sendiri. Karena kami tahu Lazio bukan tim tanpa celah,'' klaim Fonseca, dilansir di laman resmi klub. (ren)

 

 

Perkiraan Pemain

 

AS Roma (4-2-3-1): 13-Pau Lopez (g); 37-Spinazzola, 23-Mancini, 6-Smalling, 11-Kolarov; 4-Cristante, 21-Veretout; 17-Under, 7-Pellegrini, 99-Kluivert; 9-Dzeko (c)

Pelatih: Paulo Fonseca

 

Lazio (3-5-2): 1-Strakosha (g); 3-Felipe, 33-Acerbi, 26-Radu; 29-Lazzari, 21-Milinkovic-Savic; 6-Lucas, 10-Alberto, 19-Lulic (c); 11-Correa, 17-Immobile

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X