Lebih Dekat dengan Aktivis Lingkungan Muda Aeshina Azzahra Aqilani

- Minggu, 26 Januari 2020 | 11:05 WIB
Aeshina Azzahra Aqilani (kanan)
Aeshina Azzahra Aqilani (kanan)

Terlahir dari orang tua yang merupakan pejuang lingkungan memunculkan kepedulian serupa pada Aeshina Azzahra Aqilani. Bocah 12 tahun itu mengirimkan surat untuk kedutaan asing. Dia menyampaikan keluhannya terkait sampah dan mendapatkan respons positif.

 

Ludry Prayogo, Gresik, Jawa Pos

 

Suara putri pasangan Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi dan Daru Rini itu masih terdengar serak. Beberapa kali dia batuk. Nina, sapaan akrabnya, memang kurang sehat. Dia baru menjalani minggu yang sibuk.

”Sabtu kemarin habis pameran daur ulang sampah di sekolah. Hari-hari sebelumnya juga observasi lapangan,” terangnya saat ditemui di kediamannya di Desa Wringinanom, Gresik, Kamis (23/1).

Pagi itu Nina baru pulang dari Jakarta. Dia menjadi tamu di Kedutaan Jerman dan Kedutaan Australia pada Selasa dan Rabu lalu. ”Puas, menyampaikan segala unek-unek. Terutama tentang kiriman ribuan ton sampah dari mereka,” ungkap siswi kelas VII SMP 12 Gresik itu.

Nina bisa bertemu dengan Dubes Jerman untuk Indonesia Dr Peter Schoof dan Dubes Australia Gary Quinlan setelah mengirim surat. Berisi pengalamannya dalam melakukan observasi bersama orang tuanya.

Nina menemukan, di beberapa kawasan tempat pembuangan sampah (TPS), sungai sekitar pabrik, hingga pelabuhan, banyak sekali dijumpai sampah dari luar negeri. Terlihat dari tulisan di kemasannya, sampah-sampah itu berasal dari Amerika Serikat (AS), Australia, hingga Jerman.

Melihat kondisi memprihatinkan tersebut, Nina punya ide menulis surat. Apalagi, dia merasa perjuangan orang tuanya belum digubris pihak yang bersangkutan. Surat ditulis dalam bahasa Inggris. Nina dibantu ibunya ketika menulis. Ditujukan untuk para pemimpin negara.

Ada Presiden AS Donald Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel, hingga PM Australia Scott Morrison. Surat dikirim ke kedutaan yang dianggap Nina sudah bisa mewakili. ”Saya tulis cerita dari mulai menemukan tumpukan sampah, penyakit yang ditimbulkan gara-gara sampah plastik, hingga permohonan untuk tidak lagi mengirim sampah plastik ke Indonesia,” katanya.

Di setiap kalimat penutup surat itu Nina menulis ”please take back your trash from Indonesia” yang juga dia jadikan hashtag gerakannya.

Nina mendapat tanggapan yang baik. Setelah pertemuan itu Dubes Jerman mencuit kekagumannya pada Nina. ”Obrolan yang bermanfaat dengan aktivis berumur 12 tahun! Kami sepakat bahwa produksi 350 juta ton plastik setiap tahunnya harus diubah. Daur ulang itu satu hal, tapi ini juga tentang pola pikir, sebgitu perlukah kita pada plastik sebanyak itu?,” tulis Schoof.

Dia juga berjanji meneruskan surat Nina untuk Merkel. Respons serupa juga diberikan Dubes Australia. ”Nina adalah sebuah contoh anak muda jempolan yang bersemangat dan pembela lingkungan hidup yang kompeten di Indonesia. Kami berdiskusi di kedutaan hari ini tentang bagaimana menangani sampah plastik di Australia dan kawasan sekitarnya,” cuit Quinlan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X