Cegah Persebaran Virus 2019-nCov, Akses Transportasi 5 Kota di Tiongkok Ditutup

- Jumat, 24 Januari 2020 | 23:45 WIB
Petugas memeriksa warga dengan deteksi panas.
Petugas memeriksa warga dengan deteksi panas.

WUHAN– Wuhan ditutup. Kota itu adalah tempat pertama munculnya virus 2019-nCov. Seluruh operasi transportasi umum dihentikan. Bagi Tiongkok, ini adalah pertaruhan reputasi. Sebab negara tersebut sudah berulang kali menjadi sumber utama wabah penyakit. Mulai flu burung hingga Severe acute respiratory syndrome (SARS) yang menelan ratusan korban jiwa.

''Jika tidak mendesak, jangan meninggalkan kota,'' bunyi peringatan yang diberikan oleh pemerintah pada penduduk.

Tidak ada penerbangan dari dan ke luar Wuhan sejak pukul 10.00 kemarin (23/1). Di jam yang hampir sama, seluruh operasional di stasiun kereta api dan bus juga ditutup. Pun demikian dengan jalan-jalan utama keluar dari Wuhan. Jalur laut juga mengalami nasib serupa, tak ada layanan feri keluar kota tersebut. Penduduk yang terjebak di kota itu menjadi panik.

''Kami seakan merasa ini adalah akhir dunia,'' ujar salah satu penduduk Wuhan dalam unggahannya di Weibo, semacam Twitter di Tiongkok.

Hanya berselang beberapa jam, Huanggang melakukan hal serupa. Kota itu berbatasan langsung dengan Wuhan. Seluruh kafe, bioskop, tempat pertunjukan dan tempat-tempat umum lainnya ditutup mulai tengah malam. Ezhou, Xiantao dan Chibi akhirnya mengikuti jejak Wuhan dan Huanggang. Kelima kota itu berada di provinsi Hubei.

Penduduk bebas bepergian di dalam kota, namun mereka tidak bisa keluar. Pun demikian dengan orang dari luar, mereka tidak bisa masuk ke lima kota tersebut. Belum diketahui apakah akan ada penambahan kota yang ditutup akses transportasinya. Banyak yang ketakutan bahwa nanti mereka akan kehabisan stok pangan jika isolasi berlangsung lama. Para supir taksi yang melayani dalam kota kini juga mematok tarif tiga kali lipat.

''Di luar sangat berbahaya tapi kami juga harus menghasilkan uang,'' ujar salah satu pengemudi taksi.

Bagi penduduk, isolasi ini tak hanya meresahkan tapi juga mengecewakan. Banyak di antara mereka yang memiliki rencana untuk berkunjung ke kota lain saat imlek. Hal itu tentu tak bisa lagi dilakukan saat ini. Bahkan acara-acara yang menarik banyak orang dibatalkan. Semua itu demi satu tujuan, virus 2019-nCov tak menyebar lebih luas.

Tiongkok memang was-was sebab virus tersebut sudah menginveksi 571 orang. Sebanyak 17 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 5 ribu orang lainnya masih diobservasi. Hingga saat ini belum diungkap secara pasti asal muasal virus tersebut. Pun belum ada vaksin khusus yang bisa menghancurkan virus tersebut.

Publikasi dalam Journal of Medical Virology mengungkap bahwa penularan 2019-nCov sedikit berbeda dengan SARS dan Mers. Kelelawar menjadi sumber penularan utama SARS dan MERS. Awalnya, peneliti mengira 2019-nCov juga  berasal dari binatang yang sama. Namun penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kode protein  2019-nCov sangat mirip dengan milik ular.

 

Di alam liar, ular memang biasanya memangsa kelelawar. Tampaknya virus dari kelelawar menjangkiti ular. Nah, ular yang terjangkit inilah yang dijual di Seafood Market Wuhan. Meski namanya pasar ikan, tapi ia juga menjual binatang lain seperti kelelawar, tikus, daging unta, anak serigala, rubah, ular dan berbagai binatang lainnya. Orang-orang yang pertama kali tertular adalah para pekerja di pasar tersebut. Belum diketahui bagaimana virus itu bisa bermutasi dari kelelawar yang berdarah panas ke ular yang berdarah dingin dan masuk lagi ke manusia yang termasuk berdarah panas.

Hingga saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mengeluarkan status apapun untuk penanganan penyebaran 2019-nCov. Padahal diharapkan mereka menyatakan status darurat kesehatan global. Dengan begitu penanganan antar negara bisa saling terkait. Namun di lain pihak, status itu juga akan mencoreng muka Tiongkok..

''Kami membutuhkan lebih banyak informasi,'' ujar Ketua WHO  Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dia memuji langkah yang dilakukan oleh Tiongkok untuk mengontrol penyebaran virus. Kota-kota besar di Tiongkok seperti Beijing, Makau dan Hongkong membatalkan perayaan dan parade imlek.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X