BALIKPAPAN – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mencatat sepanjang 2019, terjadi peningkatan temuan kasus baru human immunodeficiency virus (HIV) di Balikpapan. Apabila dibandingkan dengan data 2018, jumlah penemuan kasus baru HIV meningkat sebesar 8 persen.
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty menuturkan, secara umum pengidap HIV berasal dari luar wilayah Balikpapan. Dengan kelompok umur terbanyak dalam rentang usia 25-49 tahun. “Selebihnya adalah kasus lama yang bolak-balik berobat rawat jalan maupun rawat inap,” katanya.
Namun yang membuat khawatir, temuan kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada usia balita. Korban penularan HIV dari ibu hamil kepada anak. Sehingga sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan skrining. Baik HIV dan penyakit menular seksual lainnya di puskesmas atau di rumah sakit.
“Mereka yang masuk faktor risiko pengguna jarum suntik tanpa indikasi medis, pekerja seksual, pelanggan pekerja seksual, lelaki suka lelaki, dan lainnya,” tuturnya. Sementara itu, terjadi pula peningkatan kasus kematian penderita HIV. Meningkat sebanyak 44 persen pada 2019 dibanding tahun sebelumnya.
Melihat tingginya risiko kematian penderita HIV/AIDS, Dio mengimbau pentingnya menghindari terjangkit penyakit tersebut. “Caranya dengan meningkatkan keimanan dan melakukan perilaku hidup sehat, terutama menghindari perilaku seks bebas,” ucapnya.
Dalam penanganan ODHA, DKK Balikpapan memiliki penjangkau yang bergerak secara sukarelawan membantu untuk masuk ke kelompok komunitas berisiko HIV/AIDS. Tugas penjangkau yakni menjemput bola dan membantu pemerintah untuk dapat merangkul kaum berisiko tinggi HIV.
Tugasnya memberikan edukasi pemahaman tentang potensi kaum berisiko tinggi terserang HIV. Kemudian memberitahu bagaimana fasilitas layanan hingga mendampingi saat proses tes. Hasil tes pun tentu terjamin. Hanya petugas kesehatan layanan dan peserta tes sendiri yang tahu hasil tersebut.
Selain itu, pengidap HIV/AIDS juga menjalani jadwal kontrol dan mendapat obat gratis di fasilitas kesehatan. “Ada rumah sakit dan puskesmas tertentu yang telah ditetapkan untuk memberikan pelayanan HIV/AIDS,” pungkasnya. (gel/ms/k18)