SAMARINDA – Perkembangan ekonomi internasional tahun ini semakin penuh tantangan. Hal itu membuat kinerja ekspor 2020 juga penuh dengan tekanan. Sehingga sangat penting membuat strategi khusus untuk meningkatkan perdagangan luar negeri. Agar nilai ekspor bisa meningkat.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Kaltim masih menjadi salah satu eksportir terbesar di Indonesia. Bahkan nomor tiga dengan ekspor tertinggi meski secara tahunan ekspor Kaltim mengalami penurunan. Secara kumulatif, periode Januari-November 2019 ekspor mencapai USD 14,82 miliar atau turun 11,64 persen dibanding periode yang sama pada 2018.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Dayang Donna Faroek mengatakan, saat ini tidak hanya Kaltim tapi seluruh daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Belum lama ini, Kadin pusat mendukung pelaksanaan diplomasi ekonomi yang digalakkan kementerian luar negeri.
Hal itu bertujuan terjadinya diplomasi antar negara, sehingga mendorong perdagangan khususnya ekspor-impor antar negara. Komunikasi dengan perwakilan RI di luar negeri juga dilakukan untuk mengetahui potensi dagang. “Kami pelaku usaha harus mendorong peningkatan perdagangan, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
Donna menambahkan, untuk meningkatkan ekspor dibutuhkan kajian mendalam terhadap permasalahan umum penurunan ekspor. Perlu dilakukan pula institutional reform pada institusi publik dan swasta yang bertanggung jawab atas promosi, perdagangan dan investasi melalui kajian-kajian dan penguatan riset pasar, mencakup promosi, market intelligent, pengumpulan data dan informasi hambatan non-tarif termasuk regulasi teknis, business matching, serta pendampingan.
Dunia usaha memerlukan dorongan, agar pelaku usaha dapat berorientasi ekspor. Seperti kemudahan izin ekspor, kemudahan pendanaan usaha, kemudahan ekspansi dan lainnya. “Semakin banyak diversifikasi produk ekspor, maka semakin besar peluang peningkatan ekspor. Sebab tak tergantung pada satu sektor,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)