Harus Tampil Beda dan Berani Mencoba

- Jumat, 24 Januari 2020 | 09:42 WIB
Kesibukan menjadi sebagai petugas kesehatan di salah satu rumah sakit di Samarinda tak menghalangi Nurul menggapai cita-citanya menjalankan bisnis
Kesibukan menjadi sebagai petugas kesehatan di salah satu rumah sakit di Samarinda tak menghalangi Nurul menggapai cita-citanya menjalankan bisnis

Konsisten menjadi kunci kesuksesan Nurul Karti Handayani dalam menjalankan bisnis di berbagai sektor dan daerah. Bersama keluarga besarnya dia membuktikan mampu mempertahankan eksistensi Mulia Group yang bergerak di bidang kuliner dan penginapan.

 

NURAINI, Samarinda

KESIBUKAN menjadi sebagai petugas kesehatan di salah satu rumah sakit di Samarinda tak menghalangi Nurul menggapai cita-citanya menjalankan bisnis. Setiap hari, dia menyiapkan waktu untuk mengontrol usaha yang dipercayakan kepada keluarga besarnya. Seperti kedai kopi yang dikelola kakaknya, guest house di Bali dan Jogjakarta yang dikelola anaknya sembari kuliah dan barbershop oleh menantunya.

Bahkan dia tak segan turun langsung membantu kakaknya dalam menyiapkan hidangan di kedai kopinya. Utamanya memasak mi godog Jogja yang menjadi menu andalan di kedai tersebut. Berbeda dengan buatan di restaurant atau warung makan lainnya, mi godog di sini dimasak menggunakan arang. Sehingga menyuguhkan cita rasa yang berbeda.

Nurul bercerita, untuk menjaga kualitas rasa masakannya ia bahkan membuat mi yang menjadi bahan dasar masakannya sendiri menggunakan mesin produksi mi miliknya. "Untuk tetap menjaga nilai gizi dan kualitas makanan yang kita jual, kita berusaha untuk membuatnya sendiri daripada membeli dari pabrik," katanya, baru-baru ini.

Untuk mempertahankan eksistensi, dia kerap mengadopsi pengalaman dari jalan-jalan ke beberapa daerah. "Kenapa sih, di luar negeri tempatnya kecil-kecil tapi ramai. Makanya kita coba kombinasikan barbershop dengan tempat coffee shop dengan konsep minimalis dan vintage. Tempat praktik saya dulu saya sulap menjadi coffee shop dan kita fungsikan untuk usaha," imbuhnya.

Nurul yang memiliki ketertarikan dengan konsep bangunan batu bata menerapkannya di dalam usaha yang digeluti. Tujuannya membuat orang-orang yang berkunjung merasa seperti berada di rumah sendiri. "Targetnya misal suami, anak atau teman sedang cukur, yang menunggu bisa sambil bersantai menikmati sajian menu makanan dan minuman kita," ujarnya.

Dia mengungkapkan, sebelum menjalankan usaha sempat mendapat tawaran untuk buka di daerah Bukit Alaya. Namun memiliki prinsip untuk menghindari menyewa bangunan di awal usaha. "Selain mempertimbangkan pasar dan bagaimana memutar modal usaha, kita usahakan untuk memulai di bangunan kita sendiri," tuturnya

Modal disebutnya menjadi hal utama dalam berbisnis. Namun yang lebih utama lagi ialah berani memulai, optimistis dan konsisten. Tak kalah penting selalu ikhtiar. Yang lain akan mengikuti dan rezeki akan datang. Intinya dalam mengembangkan usaha harus terus memunculkan sesuatu yang berbeda agar orang yang berkunjung akhirnya mengerti taste berbeda yang menjadi ciri khas.

"Sempat berpikir franchise, namun berulang kali kita pikirkan. Belum tentu pasarnya cocok dan modal besar. Selain itu yang kita besarkan brand orang lain, akhirnya dengan optimistis kami coba semuanya dari awal," sambungnya

Dia berharap usaha ini bisa berkembang kearah yang lebih baik seperti ke restoran, hotel atau klinik. "Saya juga menanamkan cara berbisnis yang benar dan bersih kepada anak-anak, jadi mereka harus bisa merasakan bagaimana memulai dari nol, bukan langsung kesuksesan di depannya. Jadi sebagai seorang pebisnis jatuh itu hal yang wajar dan dari situ ia akan belajar," pungkasnya. (*/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X