Industri Pertahanan Gandeng Perancis

- Jumat, 24 Januari 2020 | 09:35 WIB
Joko Widodo
Joko Widodo

JAKARTA- Pengembangan industri pertahanan tengah digenjot pemerintah Indonesia. Guna mempercepat prosesnya, Indonesia sudah menggandeng sejumlah negara yang memiliki teknologi yang lebih maju. Salah satunya adalah Perancis.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menghadiri Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri di Kantor Kemhan, Jakarta, kemarin (23/1). Jokowi menambahkan, Perancis akan menjadi partner baru setelah sebelumnya menggandeng Korea Selatan dalam pengembangan industri Kapal Selam.

"Sudah dijajaki oleh pak Menhan, baik yang dengan Perancis, baik yang dengan Korea Selatan," ujarnya. Untuk kerjasama dengan Perancis, lanjut dia, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah berkunjung ke negara tersebut beberapa hari lalu. Namun, Jokowi enggan membocorkan jenis kerjasama apa yang akan diambil. Sebab, pemerintah masih harus memutuskan melalui rapat terbatas kabinet.

"Minggu depan kita akan rapat terbatas dengan Pak Menhan nanti di Surabaya," imbuhnya. Sebelumnya dalam kunjungan ke Perancis pada Senin (13/1) lalu, ada beberapa perusahaan yang dikunjungi Prabowo. Antara lain perusahaan pesawat tempur, kapal, radar, sistem avionic, hingga perusahaan amunisi.

Jokowi menambahkan, potensi di Industri pertahanan cukup menjanjikan. Yang terbaru, sejumlah negara sudah menyatakan komitmennya untuk membeli produk PT Pindad. Misalnya Filipina yang memesan kendaraan lapis baja Tank dan Ghana yang sudah memesan senjata ringan seperti pistol, senapan serbu, senapan mesin ringan, dan senapan mesin.

Sementara itu, kepada jajaran Kemhan, Jokowi menginstruksikan agar pengembangan industri pertahanan memperhatikan lompatan kemajuan teknologi. Jangan sampai, alutsista yang diproduksi sudah tidak relevan dengan perkembangan persenjataan. "Lihat antisipasi lompatan teknologi militer dalam jangka waktu 20, 30, 50 tahun ke depan," kata dia.

Jokowi lantas mencontohkan lompatan teknologi drone yang kini mulai digandrungi dalam dunia militer. Hal itu tak lepas dari perkembangan artificial intelligence (AI) yang mulai banyak digunakan. Dia memprediksi peran AI bisa berkembang pesat.

"Ini larinya bisa ke mana-mana, termasuk pengembangan pesawat tanpa awak, kapal tanpa awak yang dilengkapi dengan persenjataan modern. Hati-hati dengan ini," ungkapnya. Selain AI, teknologi lain yang berpotensi berkembang pesat di alutsista adalah teknologi automatisasi yang akan disertai pengembangan sistem senjata yang otonom.

Mantan Walikota Solo itu berharap, anggaran yang dialokasikan negara di sektor pertahanan bisa didesain untuk mendukung industri dalam negeri. Apalagi, sejak 2016 hingga sekarang, Kemenhan merupakan Kementerian dengan alokasi anggaran terbesar. Tahun ini saja, mencapai Rp 127 Triliun.

Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, penguatan dan moderniasasi alutsista akan menjadi prioritas Prabowo. Yang mana penggunaannya mengedepankan prinsip tepat guna, efisien, ekonomis.

Dia menambahkan, sudah banyak kunjungan dilakukan Prabowo ke luar negeri. Bukan hanya menjaga hubungan baik, namun dalam rangka diplomasi pertahanan. "Terkait alutsista, persenjataan. Misal ke Iran. Kan beli senjata itu tidak seperti beli mobil di dealer atau beli TV," pungkasnya. (far)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X