Pedagang Takut Biaya Sewa Mencekik

- Kamis, 23 Januari 2020 | 15:15 WIB
-
-

SAAT ini jumlah lapak yang berada di kawasan Pasar Inpres Kebun Sayur ada 171 kios. Semenjak pasar mengalami kebakaran hingga kini belum ada sentuhan perbaikan. Ada pun tempat penampungan sementara (TPS) yang dibuat juga tidak sesuai dengan keinginan pedagang.

“Tidak semua dapat tempat yang bagus, jadi ada yang sepi. Salah penataan, tidak sesuai dengan janji awal,” kata Ketua Persatuan Pedagang Pasar Inpres Kebun Sayur Muhammad Amin. Dia mengungkapkan, kabar rencana revitalisasi pasar sebenarnya bagai angin segar untuk pedagang.

Mereka sesungguhnya tidak merasa keberatan untuk revitalisasi Pasar Kebun Sayur. Namun dengan catatan, relokasi harus dilakukan tidak jauh dari area yang ada. Tepatnya masih dalam satu kawasan Pasar Kebun Sayur. Tidak jauh dari lokasi TPS yang ada saat ini.

“Jadi kami tetap ada di area ini, sambil nanti dibangun lagi pasar,” ucapnya. Hal yang tak kalah penting dari revitalisasi, pedagang berharap biaya atau harga sewa juga masih wajar. Sebab mereka bisa mengupayakan sewa dengan kredit atau mencari pinjaman. Namun pedagang khawatir jika proyek revitalisasi ini digarap pihak swasta. 

Pedagang takut kehadiran swasta bisa mencekik pedagang dengan biaya sewa yang tinggi. Ini tidak terlepas belajar dari pengalaman revitalisasi Plaza Kebun Sayur yang dulu terkenal dengan sebutan Shopping. “Pengalaman digusur kemarin dan digarap swasta, kita tidak sanggup karena terlalu tinggi (biaya),” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Haji Ahmad ini mengungkapkan, jauh sebelumnya sudah terdengar kabar revitalisasi untuk pasar yang menjadi pusat cendera mata khas Kaltim tersebut. Namun belum ada kesepakatan dengan pedagang. Kabarnya harga kios yang ditawarkan terlalu tinggi sekitar Rp 400 juta.

Pemilik Toko Dua Bersaudara ini mengatakan, pedagang juga berpendapat agar tidak perlu mendirikan bangunan tinggi yang terdiri dari beberapa lantai. Sebab takut pembeli tidak akan mau berbelanja hingga lantai atas. Mereka yang memiliki toko di lantai atas cenderung lebih sepi.

“Idealnya konsep setiap empat toko hook berkelompok, hampir semua pasar begitu. Seperti di Rawa Bening Jakarta,” tuturnya. Berada di kondisi pasar yang seadanya sekarang, pedagang hanya dimintai retribusi sebesar Rp 5 ribu per hari yang dibuktikan dengan karcis. Pungutan retribusi ini pun hanya berlaku jika toko beroperasi. Sedangkan saat toko tutup, maka tidak perlu membayar retribusi tersebut. (gel/ms/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X