Musibah Longsor Belum "Dijamah"

- Rabu, 22 Januari 2020 | 14:10 WIB
BELUM DITANGANI: Hingga kemarin (21/1), musibah longsor yang terjadi di Jalan Damai, belum ditangani.
BELUM DITANGANI: Hingga kemarin (21/1), musibah longsor yang terjadi di Jalan Damai, belum ditangani.

Jaang: Banyak Istigfar dan Berdoa Saja-JUDUL

 

Seminggu terakhir 15 titik longsor terdeteksi di berbagai penjuru Samarinda, sebagian besar menimpa warga, fasilitas umum hingga pemakaman. Namun, hingga kini belum ada aksi nyata pemerintah meringankan beban warga terdampak.

 

SAMARINDA–Warung milik Parwati (40) tertutup siang kemarin (21/1). Longsor yang hanya berjarak 1 meter dari rumahnya, membuat dia enggan mengambil risiko. Penanganan longsor di Jalan Damai, Gang Intifadah, RT 27, Samarinda Ilir, hingga siang kemarin belum "terjamah".

Puing-puing turap dengan tebal sekitar 60 sentimeter. Juga, jalan yang telah dicor belum bergeser sedikit pun.

"Ya tutup Mas. Masih bahaya, takut saya, daripada risiko," ucapnya Parwati. "Belum ada ditangani, katanya sih Senin atau Selasa. Tapi sampai sekarang (kemarin) belum ada. Padahal sudah ada alat beratnya," sambungnya.

Penangan yang lambat membuat Parwati sekeluarga harus mengungsi. Dia juga terkadang cemas jika melihat langit mulai mendung. Terlebih sampai saat ini, tanah masih terus bergerak. "Takut kalau hujan. Tanah juga masih gerak ini," pungkasnya.

Sempat juga berbincang dengan warga sekitar Junaidi (32). Dia mengatakan sempat bekerja sebagai wakar pihak pengembang perumahan yang lokasinya di atas musibah longsor. "Saya dahulu kerja sebagai wakar sama pengembang, tapi pekerjaan perumahan itu tidak lancar," terangnya. Tanah menggunung di atas lereng merupakan hasil dari pembukaan lahan perumahan. "Lereng di balik turap juga hasil timbunan, awalnya cekungan tapi diuruk waktu pembukaan lahan," terangnya sambil menunjuk ke arah lereng dan tumpukan tanah.

Junaidi menduga, tanah yang labil dan tak ada drainase (parit) di sisi turap, menjadi pemicu longsor. "Ini kan tanahnya labil, karena urukan, selain itu nggak ada juga paritnya, jadi air itu masuk ke tanah. Ini kalau nggak ditangani bakal longsor lagi," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengatakan, longsor karena kondisi tanah dan kemiringannya. "Jika kita tanya perencana kota, tingkat kelayakannya ada pada tingkat kemiringannya. Cuma kalau kita ngomong begitu masyarakat juga nggak percaya," tuturnya saat dikonfirmasi setelah acara HUT Kota Tepian, kemarin (21/1).

"Mudahan aja enggak ada longsor lagi. Banyak-banyak istigfar dan berdoa saja. Kalau ribut terus bagaimana doa kita diterima," tutupnya. (*/dad/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X