Hidup Ponari, Dukun Cilik Pemilik Batu Ajaib, Kini

- Rabu, 22 Januari 2020 | 13:53 WIB
Ponari dan calon istrinya.
Ponari dan calon istrinya.

Batu ajaib yang konon jatuh dari langit itu masih tersimpan baik. Sementara si empunya, Muhammad Ponari Rahmatullah, saat ini berusia 20 tahun. Setelah batunya tak lagi tenar, Ponari menjalani hidup seperti sebayanya. Tahun ini dia berencana menikahi sang pujaan hati.

 

I’ied Rahmat Rifadin, Jombang, Jawa Pos

 

’’Mboook, Mboook, aku oleh ndhog’e bledheg,’’ (nek, nenek, aku dapat telurnya petir) teriak Ponari kepada neneknya, Mbah Legi, suatu sore 11 tahun silam setelah bermain bersama teman-temannya di kebun belakang rumah. Mereka tinggal di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.

Ketika itu hujan turun sangat lebat. Beberapa kali bunyi petir memekakkan telinga di desa sebelah barat Kota Jombang tersebut. Ponari saat itu berusia 9 tahun. Duduk di bangku kelas III sekolah dasar.

Minggu sore lalu (19/1), dengan suara lirih, Mbah Legi menceritakan kejadian lampau itu kepada wartawan koran ini. Di tengah percakapan, perempuan yang lupa tanggal lahirnya tersebut berdiri, lantas mengajak keluar rumah untuk berdiri di teras.

’’Ya, di kebun belakang rumah gedek itu Ari (Ponari) nemu watu,’’ ucapnya dalam bahasa Jawa sambil menunjuk kebun yang ditumbuhi beberapa pohon pisang. Kira-kira hanya 50 meter dari tempatnya berdiri.

Mbah Legi lantas melanjutkan ceritanya. Ponari saat itu mengatakan ada batu yang tiba-tiba jatuh dari atas dan menimpa kepalanya saat bunyi petir menggelegar kencang. Ponari kemudian mengambil batu itu dan membawanya pulang untuk ditunjukkan kepada sang nenek.

Mbah Legi tak punya pikiran aneh-aneh. Dia meminta Ponari segera mandi. Malamnya, batu yang dibawa cucunya tersebut dia buang dengan dilemparkan begitu saja ke kebun kosong di depan rumah. ’’Lha kok ndilalah, paginya batunya ada di meja makan lagi,’’ ungkap Mbah Legi.

Sejak saat itu, batu milik Ponari tersebut menjadi bahan pembicaraan di dusun mereka. Hingga suatu saat, salah seorang tetangga yang jatuh sakit dan tak sembuh-sembuh meminta bantuan untuk minum air yang sudah dicelupi batu milik Ponari tersebut. ’’Lha kok ternyata sembuh. Padahal, berobat ke mana-mana ndak sembuh,’’ ucap Mbah Legi.

Sejak saat itu, ramai orang datang. Mereka berbondong-bondong minta disembuhkan dengan air yang sudah dicelupi batu itu. Lama-kelamaan, yang datang bukan hanya warga desa setempat, tetapi dari mana-mana.

Lambat laun, jumlah pasien Ponari membeludak. Bukan lagi puluhan atau ratusan, tetapi sampai ribuan orang. Media-media massa nasional pun ikut meliput fenomena itu. ’’Ndak tahu juga waktu itu kok bisa tiba-tiba ramai kayak gitu,’’ katanya.

Hingga saat ini, masih ada pasien yang datang untuk minta disembuhkan. Namun, jumlahnya sudah jauh menurun. ’’Seminggu kadang ada 2–3 tamu yang datang. Tetapi, kadang juga nggak ada sama sekali,’’ ucap ibu Ponari, Mukaromah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X