Kinerja Ekspor-Impor Lesu, Penerimaan DJBC Kalbagtim Tidak Capai Target

- Rabu, 22 Januari 2020 | 13:27 WIB
Pelabuhan peti kemas Palaran, Samarinda.
Pelabuhan peti kemas Palaran, Samarinda.

BALIKPAPAN – Belum bergairahnya aktivitas ekspor impor sepanjang 2019 berdampak pada pendapatan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim). Tahun lalu mereka mencatat realisasi penerimaan hanya mencapai 96,52 persen.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan Internal dan Layanan Informasi Kanwil DJBC Kalbagtim, Arief Rahman mengatakan, sepanjang 2019 pihaknya belum mampu mencapai target yang dibebankan. Dari target Rp 628,8 miliar hanya terealisasi sebesar Rp 606,9 miliar. “Penerimaan kami terdiri dari bea masuk, keluar, dan cukai," ucapnya, Selasa (21/1).

Dari semua penerimaan, hanya bea masuk yang tidak sesuai target. DJBC hanya mendapat Rp 572,2 miliar dari target Rp 609,1 miliar atau sekitar 93,94 persen. Ia mengatakan menurunnya ekspor, terutama pada komoditas batu bara membuat pembelian suku cadang alat berat menurun.

"Karena harga batu bara turun, ekspor turun. Sehingga bahan penolong alat berat juga, entah menurun atau berkurang. Mereka menyesuaikan. Tapi secara nasional target mencapai 102 persen," imbuhnya.

Meski bea masuk tidak sesuai harapan, bea keluar melebihi capaian. DJBC memperoleh Rp 33,3 miliar dari target sebesar Rp 19,09 miliar atau sekitar 174,76 persen. Sementara itu pendapatan dari cukai naik dua kali lipat. Dari target sebesar Rp 679,1 miliar DJBC memperoleh Rp 1.401 miliar atau 206,31 persen.

Arief menjelaskan bahwa kontribusi terbesar dari cukai adalah produk cairan vape. "Yang lain-lain kaya tembakau kita tidak ada. Rokok tidak ada. Minuman keras tidak ada. Paling besar vape ini," jelasnya

Berdasarkan catatan DJBC, komoditas impor terbesar dari Kaltim adalah minyak mentah, alat berat, suku cadang alat berat, dan ban. Sementara itu untuk ekspor adalah batu bara, minyak sawit mentah, ikan, kayu semi olahan, dan produk kimia. Dari sisi pajak sendiri, Kaltim memperoleh Rp 3,108 triliun.

Dia berharap, isu IKN dan RDMP Pertamina bisa menggairahkan kinerja ekspor impor. Arief menyampaikan, untuk tahun ini target dan rencana kerja masih dibicarakan di pusat. Kemungkinan di Februari atau akhir Januari pihaknya sudah mendapat arahan dari pusat.

Secara kumulatif nilai ekspor Kalimantan Timur periode Januari-November 2019 mencapai USD 14,82 miliar atau turun 11,64 persen dibanding periode yang sama 2018. Nilai impor Kalimantan Timur periode Januari-November 2019 mencapai USD 2,16 miliar atau turun sebesar 49,24 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X