Pekan pertama Desember 2019, tepatnya 8 Desember, publik Samarinda digegerkan dengan temuan jasad tak utuh, alias tanpa kepala dan organ tubuh, di sungai kawasan Pangeran Antasari II, Gang 3, Samarinda Ulu.
SAMARINDA–Yusuf, begitu sapaan akrabnya. Kini telah tiada. Namun, siapa sangka, dugaan kuat mengarah, jasad yang ditemukan di sungai itu adalah balita berusia 4 tahun tersebut.
Bambang Sulistyo dan Melisari, orangtua Yusuf, mengaitkan jasad itu dengan pakaian terakhir yang menempel di tubuh tersebut. Yakni, baju merah dengan lengan hitam bergambar tugu Monumen Nasional (Monas).
Sejak dinyatakan menghilang dari PAUD Jannatul Athfaal, day care di Jalan AW Sjahranie, Samarinda Ulu, Jumat 22 November 2019, hingga kemarin (20/1), polisi belum menetapkan siapa pun yang bertanggung jawab atas kematian Yusuf.
Uji deoxyribo nucleic acid (DNA) dilakukan. Hal itu demi mendapat hasil autentik. Tulang lengan kanan atas dan tulang iga dari jasad balita tersebut diambil setelah penemuan. Sedangkan sampel darah dari Bambang Sulistyo dan Melisari, sebagai pembanding diambil, 11 Desember lalu. Setelah lebih sebulan, hasil pemeriksaan DNA akhirnya diketahui.
Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda M Ridwan menerangkan, hasil uji DNA bisa diketahui hari ini. "Besok (hari ini) hasilnya diketahui," terangnya.
Jika uji pemeriksaan DNA menyatakan jasad tersebut identik dengan Yusuf, kasus tersebut akan dilanjutkan ke tahap penyidikan. "Ya, dari hasil itu (DNA) acuannya,” lanjut dia.
Penyidikan dapat menentukan tersangka dalam kasus tersebut. "Untuk saat ini masih sebatas saksi. Entah nanti siapa yang harus bertanggung jawab, dilihat dari hasil penyelidikan," pungkasnya.
Ridwan menyebut, bukan polisi yang menghambat penyelidikan perkara tersebut. Namun, petugas di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri yang terbatas. Ada yang cuti, ada pula yang melakukan pendidikan. “Semua kami lakukan dengan penuh tanggung jawab. Pemeriksaan sesuai prosedur yang berlaku,” ujarnya. Ridwan juga enggan berspekulasi dengan dugaan penyebab kematian jasad tersebut.
“Intinya semua dalam proses pemeriksaan. Dia meminta untuk menjadikan setiap peristiwa yang ada sebagai pelajaran, khususnya bagi orangtua,” tutupnya. (dra/*/dad/dns/k8)