Belum Ada Perhatian, Warga Pilih Mengungsi

- Selasa, 21 Januari 2020 | 14:22 WIB
DITERJANG LONGSOR: Turap dan badan jalan hancur karena longsor. Walau sudah ada 15 titik longsor di Samarinda, namun penanganannya belum mendapat perhatian khusus.  DADANG YS/KP
DITERJANG LONGSOR: Turap dan badan jalan hancur karena longsor. Walau sudah ada 15 titik longsor di Samarinda, namun penanganannya belum mendapat perhatian khusus. DADANG YS/KP

SAMARINDA–Longsor harus mendapat perhatian khusus selain banjir. Pasalnya, pascabanjir sepekan lalu titik longsor terus bertambah. Tercatat hingga saat ini ada 15 titik. 

Terbaru, di Jalan Damai, Gang Intifadah, RT 27, Samarinda Ilir. Longsor memang tak langsung menghantam titik rendah. Melainkan secara bertahap.

Pawitri (40), warga sekitar, mengatakan tanah mulai bergerak turun, sejak air bah melanda kawasan tersebut, Rabu (15/1) lalu. Berawal dari retakan jalan yang telah disemen, Agustus 2019 lalu. "Nggak langsung longsor sih, awalnya jalan di depan rumah retak-retak," ucapnya.

Jalan semen setebal 30 sentimeter terkelupas setengah badannya. Tiang listrik yang tepat tepi jalan pun ikut miring. "Itu terangkat jalannya, jadi ya rusak, parahnya ya Senin (20/1)," imbuhnya. 

-

Bukan hanya jalan, fondasi setinggi 3 meter dengan panjang sekitar 100 meter pun jebol. Memang di balik fondasi yang diperuntukkan sebagai turap, tanah tak rata, dengan sudut kemiringan sekitar 25–30 derajat.

Rumah Pawitri yang hanya berjarak sekitar 1 meter dari titik longsor, membuatnya harus mengungsi. "Ya kami sekeluarga diminta mengungsi juga sama Pak RT 27. Agar aman. Kan dekat juga sama rumah," sahut Budiono (40), suami Pawitri, sambil menunjuk turap yang jebol.

"Sedikit lagi kena rumah saya, untung ada turap sama pohon mangga, jadi tidak langsung kena, tanah ini masih turun kok," sambungnya. Memang suara retakan pondasi, dua kali terdengar saat Kaltim Post bertandang, Senin (20/1) lalu.

Meski pihak Kelurahan Sidodamai telah bertandang. Tapi, Budiono menyayangkan lantaran belum adanya tindakan. Satu alat berat sebenarnya telah diturunkan dari pihak pengembang Perumahan Sungai Dama Residence, namun untuk penanganan belum berjalan. "Kelurahan sudah tinjau, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Pihak pengembang juga ada turunkan excavator. Mulai pukul 03.00 Wita juga ada, tapi nggak jalan juga, katanya menunggu bahan bakar," keluhnya. 

Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Hendra AH menuturkan, sampai kemarin (20/1) sudah ada 15 titik longsor yang terjadi. Namun, untuk penanganannya, belum seluruhnya terjamah. "Kalau pemantauannya sudah, tapi untuk penanganannya belum semua," terangnya.

Selain itu, surat permohonan bantuan alat berat, ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah dilayangkan. (*/dad/dns/k8) 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X