Mesra Ekspansi ke Sektor Wisata

- Selasa, 21 Januari 2020 | 11:55 WIB
Pengunjung Taman Bukit Mesra antusias. Dan suasana teduh nyaman di kawasan Mesta Business & Resort Hotel, Samarinda.
Pengunjung Taman Bukit Mesra antusias. Dan suasana teduh nyaman di kawasan Mesta Business & Resort Hotel, Samarinda.

SAMARINDA- Tak hanya fokus menarik minat pebisnis dan pengusaha yang datang ke Samarinda untuk menginap di Hotel Mesra, manajemen juga berusaha menarik kunjungan masyarakat Kaltim. Salah satunya dengan menghadirkan tempat wisata baru yang bisa dijadikan wahana rekreasi keluarga berupa Taman Bukit Mesra.

Dalam wahana tersebut, manajemen Mesra Business & Resort Hotel Samarinda menghadirkan jembatan gantung sepanjang 100 meter dengan ketinggian 13 meter dan beban maksimal 30-50 orang. Selain itu terdapat rumah pohon, kuda troya, mini golf, dan taman bermain anak-anak. Ke depan, mereka akan membuat taman lalu lintas, area go car, flying fox dan wahana outdoor.

General Manager Mesra Business & Resort Hotel Samarinda Savena Adelyn Firnanda menuturkan, bergeliatnya dunia usaha jelang perpindahan ibu kota negara (IKN) memberikan prospek yang sangat bagus. Namun pihaknya tidak ingin melupakan customer setia yang sudah dianggap sebagai keluarga.

“Jadi kami tidak bisa hanya memandang IKN dan fokus mencari pengusaha pebisnis yang mau ke Samarinda. Tapi tetap harus pedulikan customer utama. Karena yang datang ke Samarinda bukan hanya orang Jakarta, namun juga dari kota lain seperti Tenggarong, Bontang, Balikpapan dan lain-lain," ungkapnya, Senin (20/1).

Tempat wisata tersebut berada dalam area perhotelan tanpa mengurangi konsep kawasannya yang hijau dan asri. Rencananya total 2,5 hektare lahan dari wilayah Mesra akan dikembangkan untuk tempat wisata tersebut.

Taman Bukit Mesra memberi nilai maksimal dalam melengkapi beragam fasilitas yang telah ada di hotel bintang lima ini, dengan 302 kamar, ballroom, banyak meeting room, dua kolam renang, jogging track, lapangan tenis, gym dan sauna, dan selalu mempertahankan konsep hijau.

Savena menambahkan, persaingan antar kompetitor tetap menjadi fokus. Terbukti dengan okupansi yang terus menanjak, dibarengi dengan momentum perayaan yang biasanya berefek pada peningkatan okupansi hingga 100 persen yang pada bulan biasanya peningkatan hanya mencapai 30-40 persen.

"Apalagi jika Natal dan tahun baru. Namun jika Imlek biasanya tidak terlalu berimbas, karena kebanyakan mereka memilih menikmati momen berkumpul bersama keluarga. Pelaku usaha harus pintar memanfaatkan kesempatan dan berinovasi untuk mendorong kinerja. Seperti kami membuat tempat wisata," pungkasnya. (*/ain/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga Bahan Pokok di Balangan Stabil

Rabu, 24 April 2024 | 15:50 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X