LONDON– Pandit Sky Sports yang juga mantan kapten Manchester United Roy Keane mengatakan klub-klub yang mempekerjakan mantan pemain sebagai pelatih musim ini harus diberi waktu. Padahal hal itu sangat berkebalikan dengan niatan dewan klub yang mau solusi cepat perbaikan tim dengan mempekerjakan orang-orang yang sudah paham kultur klub.
Mikel Arteta menjadi sosok nama terakhir yang kembali ke pelukan mantan. Sebelum mendaratnya Arteta di Arsenal 20 Desember, musim ini sudah ada nama Frank Lampard di Chelsea dan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United.
Pada matchweek 24 dini hari nanti (22/1) di Stamford Bridge, Chelsea akan menjamu Arsenal. Derbi London ini merupakan pertemuan keduanya sebagai pelatih (siaran langsung Mola App/Mola Matrix/Mola Polytron Streaming pukul 03.15 WIB).
Pelatih Chelsea Frank Lampard dalam pre-match press conference di Cobham kemarin (20/1) mengatakan baik timnya juga Arsenal sedang dalam masa transisi. Untungnya Frankie, sapaan Frank Lampard, punya masa lebih kama mengenal timnya karena masuk jadi pelatih Chelsea di awal musim.
"Kompetisi (Premier League) merupakan liga yang kompetitif. Kita lihat betapa sering dan cepatnya perjalanan karir pelatih ataupun pergantian disini," kata pelatih 41 tahun itu dikutip Football London. "Ketika (Mikel) Arteta datang dia membawa perubahan," tambah Frankie.
Mantan pelatih Derby County itu bertutur dari hasil penglihatannya efek yang diberikan sejak kedatangan Arteta adalah Arsenal tampil lebih cepat dibandingkan era Unai Emery. Kemudian organisasi serangan balik juga rapi.
Keduanya sudah bertemu pada musim ini. Tepatnya 29 Desember lalu. Saat itu, usia kepelatihan Arteta belum genap dua pekan. Di Emirates Stadium, Frankie menang tipis 2-1 atas Arteta dan Arsenal. Dan penaklukan oleh Chelsea itu menjadi satu-satunya rekor kekalahan Arteta.
Nah, sebagai murid dari Pep Guardiola di Manchester City dan pengagum eks pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino maka formasi paling sering dipakai Arteta di Arsenal adalah 4-2-3-1. Jika ada pengembangan maka Arteta memakai 4-3-3.
Jika ditilik skema permainan sejauh ini maka Frankie pun memakai formasi serupa dengan Arteta sebagai andalan. Yaitu 4-2-3-1. Karena sudah lebih lama berada di kursi kepelatihan maka Frankie pernah bereksplorasi dengan 4-1-4-1, 4-3-3, atau 5-4-1.
Pandit Sky Sports Roy Keane menilai kalau taktik yang Arteta atau Frankie sebetulnya tak jauh berbeda. Bahkan di mata Keane performa Chelsea di bawah kendali Frankie ini tak ada keistimewaannya.
"Saya melihat bagaimana Chelsea milik Lampard (Frankie, red.) kalah di tangan Newcastle (18/1) dan itu merupakan kekalahan kesebelasnya di semua ajang. Mengapa hal ini tak dilihat sebagai kesalahan manajer ? Ataukah karena Lampard orang Inggris dan bermain di Premier League?," komentar Keane dikutip Daily Mail.
Pasca kekalahan di tangan Newcastle, Frankie mengatakan jika timnya kurang memiliki senjata utama di lini depan. Meski dikaitkan apakah ini artinya Chelsea membidik pemain depan di bursa transfer musim dingin ini, Frankie belum memastikan.
Arteta sendiri dalam pre-match press conference di markas Arsenal di Colney mengatakan sudah belajar banyak dari momen kekalahan di kandang sendiri pada 29 Desember lalu. Pelatih 37 tahun itu sudah lebih banyak tahu karakter pemainnya.
"Kami tentu berubah dengan sangat positif sejauh ini. Katakanlah energi yang kami dapatkan dari para fans sangatlah besar dan ini memengaruhi semangat juang kami yang ada di lapangan," tutur Arteta.
