Bincang dengan Pengusaha Muda di Paser; Rizky Pratama Putra

- Selasa, 21 Januari 2020 | 11:45 WIB
Rizky Pratama
Rizky Pratama

Bosan mengenakan seragam sejak sekolah membuat Rizky Pratama memilih terjun ke dunia bisnis yang tidak mengharuskan bekerja memakai seragam dan cenderung memiliki waktu yang bebas. Tak tanggung-tanggung, pria yang akrab disapa Kiki ini mengembangkan usaha di berbagai sektor.

MUHAMMAD NAJIB, Paser

PADA tahap awal, Kiki tidak memungkiri bahwa modal usahanya berasal dari orangtua yang sukses berkarier di dunia politik. Yakni Ridhawati Suryana RS, mantan wakil ketua DPRD Paser. Namun hal itu tidak membuatnya tertarik mengikuti jejak orangtuanya. Berkarier di dunia politik maupun bisnis yang berkaitan dengan politik atau proyek di pemerintahan.

Untuk menjadi politikus, disebutnya sudah tidak menjadi passion-nya. Sementara berbisnis dengan pemerintahan, dinilai tidak bisa bertahan lama jika tidak mempertahankan dinasti politik. Dari sinilah yang mendasarinya membangun bisnis yang kini sudah besar di Paser bernama Rigari. Mulai dari, coffee shop atau kedai kopi, guest house, fitness center, sport center indoor, hingga yang terakhir diberi nama baru berupa Diari Kopi, jaringan kedai kopi keduanya di Bumi Daya Taka.

"Sekarang saya merasakan nikmatnya berproses dan merasakan hasilnya berbisnis. Tidak tahu kalau saya memilih jalur politik atau pun kerja kantoran. Pernah dipaksa ikut daftar PNS, tapi saya ikuti saja dan sengaja jawab sembarangan agar tidak lulus," kata Kiki kepada Kaltim Post.

Pria lulusan Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang itu kini tengah menikmati dan mencoba mengembangkan kedai kopinya. Tiap bulan Kiki kerap bepergian ke luar kota untuk mencari inspirasi dan referensi pengembangan bisnis. Targetnya ingin membuka roasting kopi, sehingga tidak hanya menjual dan menyajikan kopi kepada pelanggan. Tapi memproduksi dari hulu ke hilir.

Adapun tantangan yang dialami dalam mengembangkan usahanya, lebih ke sumber daya manusia atau karyawan. Apalagi bisnis food and beverage (F&B) menuntut karyawan kreatif dan inovatif. Sehingga Kiki kerap kesulitan mencari tenaga kerja. Mayoritas pegawainya yang lama bertahan berasal dari luar daerah. Kini pria 28 tahun itu memiliki 17 karyawan dari seluruh unit usahanya.

"Memang sulit mencari karyawan. Apalagi seperti barista kopi. Makanya saya mau mengembangkan bisnis ini lagi agar para barista di daerah lebih dihargai dari segi gaji maupun pekerjaannya seperti di kota besar. Bahkan ada rencana juga mau ekspansi buka kedai kopi lagi di Balikpapan," tutur pemilik akun instagram @rizkytama28 itu.

Memulai bisnis pertama dari guest house sembari kuliah, usahanya kini berkembang menjadi fitness center dan sport center indoor. Dukungan doa orangtua menjadi salah satu motivasinya untuk terus berinovasi dan kunci kesuksesan. Sehingga tidak mengeluarkan produk yang monoton. Karena menurutnya selera pasar terus berubah atau dinamis.

Dia mencontohkan untuk dua kedai kopinya yang berbeda pangsa pasar. Satu kedai yang bergabung dengan guest house menyasar pangsa pasar menengah ke atas dan satunya kalangan menengah. Jika dilihat kuantitas pengunjung, keduanya jauh berbeda. Namun untuk profit hampir sama.

Sejak berubahnya sejumlah aturan dari pemerintah daerah dan provinsi hingga pusat, juga turut berpengaruh pada bisnis guest house-nya. Jika dulunya saat perizinan pertambangan batu bara masih ditangani pemerintah daerah, omzet penginapannya cukup melonjak tinggi. Namun pasca diambil alih provinsi, tamu pun terasa berkurang.

"Namun alhamdulillah sampai saat ini untuk semua unit usaha keuangannya masih sehat semua. Yang terpenting ialah terus berinovasi," pungkas pria yang menargetkan menikah di usia 29 tahun itu. (*/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X