Bikin Pesawat Terbang Sederhana, Pemuda Asal Pinrang Ini Bakal dilibatkan dalam Pesawat Amfibi

- Selasa, 21 Januari 2020 | 11:03 WIB
Haerul saat bersama petinggi TNI AU.
Haerul saat bersama petinggi TNI AU.

JAKARTA – Kegigihan dan keuletan Haerul, pemuda asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dalam membuat pesawat terbang berhasil melambungkan namanya. Pesawat terbang yang dirakit secara sederhana itu menarik perhatian hingga Jakarta. Kemarin (20/1), montir tak lulus SD itu diundang ke Istana dan bertemu Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

Ditemui usai pertemuan, Haerul menceritakan perjalanannya membuat pesawat sejenis ultralight. Dia mengatakan, semua itu berawal dari rasa penasarannya untuk mencicipi burung besi. “Keinginan saya itu aja, ingin merasakan namanya naik pesawat terbang,” ujarnya lantas tersenyum malu.

Atas dasar itu, Haerul memutuskan untuk membuat pesawat sendiri. Apalagi, dia menyukai dunia mesin sejak kecil. Meskipun sebatas mesin motor. Pada tahun 2002, usahanya di mulai. Kala itu, dia masih berumur 18 tahun. Namun, bukan pesawat ultralight seperti sekarang, melainkan helikopter. ”Pernah helikopter tahun 2002. Gagal, ga bisa terbang,” imbuhnya.

Gagal menerbangkan Helikopter, membuat keinginan Haerul membuat besi terbang sempat pupus. Barulah di tahun 2019, ide liarnya kembali muncul. Berbekal pengalamannya sebagai montir yang lebih berpangalaman, dia kembali memulai proyek tersebut.

Untuk menambah pengetahuannya, Haerul pun mulai mengakses chanel-chanel youtube yang terkait pesawat, khususnya konten milik akun luar negeri. Setiap hari, dia isi dengan merakit dan menonton youtube. “Ga ada belajar (langsung) ke orang,” tuturnya.

Sadar kemampuan ekonominya terbatas, Haerul menggunakan bahan seadanya. Untuk dapur pacu pesawatnya, dia memilih mesin motor 2 tak merk kawasaki ninja 150 cc. Sementara untuk rangka lainnya, dia manfaatkan barang-barang yang tidak terpakai di sekitar rumahnya.

Sayang, tidak semua barang bisa didapat secara cuma-cuma. Beberapa kebutuhan harus dia beri sendiri, seperti bahan alumunium yang kebutuhannya mencapai 50 kilogram. Jika di total keseluruhannya, Haerul mengaku menghabiskan hingga 30 juta rupiah.

Terkait proses pembuatannya, diakuinya tidak mudah. Sebab, dirinya harus memastikan kerangka pesawat memiliki akurasi yang presisi. Hal itu dibutuhkan untuk menghasilkan daya jelajah yang seimbang. “Memang itu yang paling sulit, itung-itunganannya,” kata dia.

Setelah kurang lebih dua bulan berjalan, pesawat rakitannya selesai digarap. Namun, bukan berarti masalah selesai. Sebab, dia punya tantangan baru. Yakni bagaimana menerbangkannya. Jangankan belajar ilmu pilot, mencicipi pesawat saja belum pernah dimilikinya.

Lagi-lagi, Haerul menjadikan Youtube sebagai guru penerbangannya. Dengan telaten, dia mempelajari teknik dasar menerbangkan pesawat dan trik-triknya. Hasilnya? Pesawat terbang namun jatuh tidak lama setelah lepas landas.”Uji cobanya sempat tiga kali, terbang jatuh lagi. Parah saya luka dan pesawatnya diperbaiki lagi,” ungkapnya.

Keberhasilan terbang meski jatuh membuatnya makin penasaran. Dia pun kembali mencoba dan pada kesempatan kelimanya baru berhasil. “Rasanya deg-degan tapi senang,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, apa yang dilakukan Haerul patut diapresiasi. Sebab, sebagai manusia, dia menunjukkan tekad untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya dengan segala keterbatasan. Dia menilai, sikap tersebut layak dijadikan teladan dan relevan dengan era yang serba kompetitif.

“Saya berharap anak-anak muda Indonesia untuk tidak takut melakukan sesuatu,” ujarnya.

Terkait dukungan pemerintah terhadap obsesi Haerul, Moeldoko menegaskan negara siap mendukung jika dilakukan pengembangan. Bahkan, lanjut dia, pihaknya sudah berdiskusi dengan Haerul terkait peluangnya terlibat dalam industri penerbangan di Indonesia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X