Ingin Naungi Semua Gamer Profesional

- Selasa, 21 Januari 2020 | 10:39 WIB
KEKOMPAKAN: Kebanyakan turnamen e-Sport terdiri oleh tim. Menurut Ifan, penting menjaga kekompakan. Demi mengatur strategi dan mendapatkan chemistry yang tepat, hal itu harus jadi perhatian.
KEKOMPAKAN: Kebanyakan turnamen e-Sport terdiri oleh tim. Menurut Ifan, penting menjaga kekompakan. Demi mengatur strategi dan mendapatkan chemistry yang tepat, hal itu harus jadi perhatian.

OLAHRAGA elektronikatau biasa disebut e-Sport merupakan istilah kompetisi permainan video dengan pemain jamak (multi-player). Sering disamakan dengan gaming, padahal berbeda. Meski berhubungan, namun gaming hanya dimainkan untuk mengisi waktu luang. Tidak untuk profesional.

Bila sebelumnya identik game untuk PC dan konsol, kini merambah game mobile. Di Indonesia, e-Sport semakin dikenal sejak dimasukkan sebagai cabang olahraga terbaru pada Asian Games 2018. Banyak perwakilan negara mengirimkan tim untuk bertanding. Membuktikan jika antusiasme pemainnya cukup tinggi.

Di Kaltim, pemain e-Sport dinaungi oleh Indonesia e-Sports Association (IeSPA) yang baru dibentuk tahun lalu. Menjadi provinsi ke-14 yang membentuk IeSPA di Indonesia. Suryanata Rahardja selaku sekretaris menjelaskan, IeSPA berada di bawah Asian Electronic Sports Federation (AESF) yang merupakan asosiasi resmi dunia.

Dalam waktu dekat, IeSPA resmi bernaung di bawah KONI. Salah satu syaratnya harus memiliki cabang di 50 persen provinsi plus satu. Indonesia ada 34 provinsi, maka setidaknya harus ada di 18 provinsi. Jika tak memenuhi syarat, maka tidak bisa. Salah satu target IeSPA juga mampu menembus ke Pekan Olahraga Nasional (PON).

Bicara atlet e-Sport Kaltim, diakui Surya prestasinya sudah cukup meningkat dan semakin baik. Ada yang menang di tingkat nasional dan internasional. “Kalau PC, memang mulai menurun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya dukungan untuk PC. Menurutku sekarang yang nomor satu dan paling mudah itu ya mobile. Kedua console karena setting-annya enggak seribet PC,” jelas Surya ditemui awal pekan lalu.

Bicara masa depan e-Sport, Surya ingin mencontoh negara maju seperti Korea dan Jepang dengan menyediakan kartu e-Sport. Kartu itu salah satu benda yang mampu memperbolehkan pemain untuk ikut ke jenjang formal. Per tahun, atlet wajib membayar sejumlah uang sekaligus membantu biaya operasional IeSPA. Perihal berapa jumlahnya masih belum bisa dipastikan karena masih rencana. Walhasil, jika tidak ada kartu itu, maka tidak bisa mengikuti kompetisi resmi. Surya mengungkapkan jika ide tersebut mendapat sambutan positif IeSPA pusat.

“Kalau IeSPA lebih memantau prestasi yang ditorehkan para atlet. Ke depan, tujuan IeSPA menaungi semua gamers. Dalam arti, bersikap adil. Kita tidak boleh mengotak-ngotakkan game. Semua harus merata,” tegas Surya. (*/ysm/rdm/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB

TWICE Catat Rekor Penjualan dan Chart Billboard

Selasa, 5 Maret 2024 | 14:35 WIB

Cinta Sebut Keputusan Punya Anak di Tangannya

Selasa, 5 Maret 2024 | 13:50 WIB

Film Superhero Alami Kejenuhan

Selasa, 5 Maret 2024 | 11:10 WIB

Lutesha Belajar Motor Kopling

Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:02 WIB
X