TIGA bakal calon wali kota Balikpapan berbeda sikap menyambut pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim. Dalam diskusi publik yang digelar di Hotel Novotel Balikpapan, Ahad (19/1), Sabaruddin Panrecalle selaku ketua DPC Partai Gerindra Balikpapan menuturkan, dirinya pesimistis pemindahan IKN terwujud dalam empat tahun ke depan.
Menurut dia, memindahkan pusat pemerintahan pengganti DKI Jakarta bukanlah hal mudah. Selain dipengaruhi faktor politik, juga membutuhkan pembiayaan yang besar. Sabaruddin pun mencontohkan pembangunan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Sejak dicanangkan pembangunannya pada 2008, tol pertama di Kalimantan itu baru rampung Desember 2019. Itu pun baru dioperasikan sebagian.
Dari total panjang 99,3 kilometer, difungsikan baru 58,7 kilometer.
“Optimistis boleh. Tapi jangan lupa, rasa pesimis juga boleh kita sampaikan. Jangan hanya diiming-imingi pemindahan IKN yang manis. Namun, kenyataan sulit terwujudkan,” sindir wakil ketua DPR Balikpapan ini. Jika memberikan skala 10–100, anggota DPR Balikpapan tiga periode ini mengatakan, pemindahan IKN ke Kaltim berada pada angka 50. Dapat berhasil. Dapat pula batal dilaksanakan dengan pertimbangan yang telah ia disampaikan.
“Karena itu, saya beranggapan kalau pemindahan secara global, itu rasanya pesimis. Kalau pemindahan parsial, katakanlah mungkin kantor tertentu, bisa terwujud. Katakanlah istana atau kementerian itu bisa terwujud,” beber Sabaruddin. Kandidat lainnya, Ahmad Basir mengungkapkan, pemindahan IKN bisa diwujudkan melalui usaha seluruh masyarakat dan tokoh di Kaltim. Termasuk anggota DPR RI asal Kaltim di Senayan.
Jadi, dia berpendapat, jika menetapkan skala 1-10, pemindahan IKN dapat diwujudkan pada angka 8. “Pemindahan IKN bukan hanya doa dan ikhtiar. Tetapi semua parameter yang dipersyaratkan sebagai IKN ada di Kaltim,” terang CEO Permata Abadi Group ini. Selain itu, regulasi mengenai pemindahan IKN ke Kaltim, kata dia, segara dibahas antara pemerintah dan DPR RI. Dengan demikian, perlahan tapi pasti, Kaltim bakal memiliki provinsi baru sebagai IKN baru.
“Saya juga dapat info bahwa RUU-nya (Rancangan Undang-Undang Pemindahan IKN Baru) hampir selesai," jelas pria berkacamata itu.
Senada, tokoh pemuda Yaser Arafat menyampaikan harapan positif jika pemindahan IKN dapat terwujud pada 2024. Dalam beberapa kesempatan, ucap dia, dirinya selalu menerima progres terbaru terkait pemindahan IKN ini. Sebelumnya saat bersilaturahmi dengan Bambang Soesatyo (mantan ketua DPR RI yang kini menjabat ketua MPR RI), dirinya diyakinkan oleh petinggi Golkar itu jika pemindahan IKN di Kaltim sesuai perencanaan.
“Saat itu saya bertanya, kira-kira IKN jadi atau tidak. Dengan utang Indonesia begitu banyak dan historical yang kurang baik dan lainnya. Beliau (Bambang Soesatyo) meyakinkan, insyaallah IKN tetap di Kaltim,” kata dia.
Putra Syahril HM Taher (mantan ketua umum Persiba Balikpapan) ini mengaku, juga sering diundang oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Agendanya diskusi mengenai pemindahan IKN.
“Sekitar 99,9 persen IKN pindah ke Kaltim. Kurang dari 1 persen saja yang bisa membuat IKN tidak pindah. Kita berdoa saja. Karena ini berkah dari Allah, sehingga butuh doa dan dukungan semua pihak. Khususnya Balikpapan sebagai kota penyangga,” pungkas dia. (kip/riz/k16)