Puluhan makan di TPU Muslimin, Jalan Lumba-Lumba, yang bergeser imbas tanah longsor, Kamis (16/1) hingga kini belum mendapat penanganan khusus dari pemerintah maupun instansi terkait.
SAMARINDA–Sejak pagi hari (17/1), Herli (42) bersama tiga rekannya sudah sibuk dengan perkakas tukang kayu. Hujan yang mengguyur Kota Tepian, beberapa hari lalu, mengakibatkan longsor pada tempat pemakaman umum (TPU), Kamis (16/1) lalu.
"Makam tante saya kena longsor juga, bergeser juga," ucap Herli. Papan kayu, disusun di beberapa tanah yang telah dicangkul. Hanya berkisar sekitar 50 sentimeter dari makam-makam yang mulai bergeser. "Kami buatkan turap (dinding penyangga) biar nggak geser lebih jauh," jelasnya.
"Makam lain juga kami benahi, pihak keluarganya yang meminta, dan ada juga diberikan upah dan materialnya," sambung dia.
Namun, dia mengaku tak bisa memperbaiki seluruh makam. Tanah yang telah menjadi "bubur" dan rawan akan longsor membuatnya tak ingin ambil risiko. Herli menduga akan ada longsor lanjutan, terlebih jika hujan kembali turun. "Tanah masih bisa longsor, lihat aja ada retakan di atas, nggak berani kami," pungkas sambil menunjuk tanah yang retak.
Kaltim Post sempat meminta keterangan dari Ketua RT 15, Kelurahan Selili, Ismono. Dia menuturkan, pihak kelurahan sudah melakukan peninjauan, juga telah dilaporkan ke pihak kecamatan. "Pengurus makam sudah lapor juga kok ke kecamatan, mungkin sudah sampai ke wali kota," imbuhnya.
Ismono berharap, bantuan dapat tersalurkan dengan cepat. Jika tidak, longsor bisa saja terjadi kembali. "Harapannya bisa dibantu, ya untuk buat turap, kan antisipasi perlu biaya juga," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Hendra AH menjelaskan, untuk titik banjir sudah dilakukan pemantauan. "Udah kami tinjau kok (TPU Muslimin Selili), dari pihak kelurahan juga ada laporan sudah," ucapnya.
Hendra mengakui untuk penanganan memang belum dilakukan. Dinas PUPR yang memiliki sejumlah sarana alat berat juga telah dihubungi untuk penanganan longsor. "Kami koordinasikan juga ke PUPR, nantinya dibahas dulu, takutnya butuh alat berat," tutur Hendra.
"Yang penting tak ada korban jiwa, untuk penganan pasti ada, koordinasi sudah juga. Tinggal eksekusi," akunya. (*/dad/dns/k8)