SAMARINDA–Banjir yang menghantui Samarinda sepekan ini sudah mulai menunjukkan penurunan. Dinas Kesehatan Samarinda mewanti-wanti penyakit yang ditimbulkan pascabanjir. Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah menyiapkan kendaraan untuk mengangkut sampah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda Ismid Kusasih mengatakan, sejumlah penyakit bakal timbul pascabanjir yakni infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, dan gatal-gatal. "Kami melakukan pemantauan terhadap penyebaran penyakit akibat banjir," ucapnya.
Dia mengatakan, penyakit yang dominan timbul dalam pascabanjir yaitu ISPA. Pasalnya, penyakit ini disebabkan uap air yang berasal dari genangan. Dia menuturkan, DKK Samarinda telah berkoordinasi dengan puskesmas dan rumah sakit yang terletak di dekat lokasi banjir untuk bersiap melakukan pemeriksaan kesehatan, membuka posko layanan dan membagikan obat-obatan. Seperti Puskesmas Bengkuring, sudah membuka dua posko.
Sementara itu, terkait logistik kesehatan masih cukup. Dukungan juga datang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). “Mereka masih menunggu arahan," ungkapnya.
Ismid mengimbau masyarakat untuk tidak memandang banjir sebagai arena permainan dan hiburan. Pasalnya, air banjir tersebut masih kotor dan berpotensi menebarkan penyakit.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani mengatakan, pihaknya siap menjemput sampah yang dihasilkan akibat banjir yang melanda Samarinda. “Pada banjir Juli 2019 lalu ada 350 rit yang kami angkut,” jelasnya.
Dia mengatakan, kemungkinan banjir kali ini, jumlah sampah yang didominasi perabotan rumah tersebut tidak akan sebanyak banjir yang hinggap di Samarinda pada 2019. Pasalnya, warga telah melakukan antisipasi. “Waktu kunjungan Rabu (15/1) lalu warga telah membuat tempat yang tinggi untuk barang mereka,” jelasnya. (*/eza/dns/k8)